Mohon tunggu...
itsnaini_rmh
itsnaini_rmh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

If You Keep your Tawakkul Strong, You Will See Him Manifesting The Impossible For You.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar dalam Tinjauan Teori Konkret-Operasional Pigeat

28 November 2023   23:05 Diperbarui: 28 November 2023   23:09 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak usia sekolah dasar merupakan masa transisi, yaitu dari usia dini menuju keusia dewasa, masa permainan ketika di TK menuju pembelajaran ketika di SD, dan masa keemasan menuju masa keaktifan. Masa transisi ini merupakan proses perkembangan anak. Secara umum siswa sekolah dasar dikelompokkan ke dalam dua tahapan yaitu, fase kelas rendah  usia 6-9 tahun (yang duduk di kelas 1, 2, dan 3) dan fase kelas tinggi usia 10-12 tahun  (yang duduk di kelas 4, 5, dan 6). Kedua fase diatas tentunya memiliki karakteristik yang berbeda. Anak sekolah dasar pada fase tingkat rendah cenderung memiliki sifat khas yang berbeda dengan anak yang berada pada fase kelas tinggi. Pada aspek kesehatan pertumbuhan jasmani dan prestasi pada fase kelas rendah memiliki kolerasi positif yang tinggi, lebih bersikap patuh terhadap aturan-aturan permainan tradisional, menyepelekan pekerjaan, sengang memuji diri sendiri dan menganggap dirinya adalah yang terbaik. Sedangkan anak yang berada pada fase kelas tinggi cenderung lebih senang pada hal yang bersifat raktis dan konkret, berpikir lebih realistik, rasa ingin tahu yang tinggi, gemar belajar, suka pada mata pelajaran tertentu, senang berkelompok dalam bermain dan menentukan aturan mainnya sendiri.

Perkembangan kognitif adalah suatu keadaan dimana kemampuan berfikir yang mencakup seperti kemampuan intelektual yaitu mengingat, memecahkan masalah, dan menggabungkan beberapa ide maupun gagasan. Perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar  mengacu pada teori kognitif Pigeat mengemukakan bahwa anak usia sekolah dasar pada umumnya berada pada tahap operasional konkret atau konkret-operasional yaitu pada usia 7-11 tahun yang mana merupakan tahap ketiga dari tahapan-tahapan perkembangan konkret menurut Pigeat. Pada tahap ini anak mulai memiliki penalaran secara logis dan konkret, telah mampu mengklasifikasikan objek konkret kedalam bagian-bagian yang berbeda, namun masih belum mampu pada hal-hal yang bersifat abstrak. Melalui kemampuan yang dimiliki tersebut, peserta didik sekolah dasar sudah bisa diberikan berbagai kecakapan yang berguna untuk mengembangkan pola pikir atau daya penalaran, serta sudah bisa pula diberikan dasar-dasar keilmuan seperti membaca, menulis, dan berhitung. Dengan demikian untuk mendukung proses perkembangan kognitif peserta didik, guru diharapkan dapat menyediakan berbagai aktivitas agar siswa terlibat aktif dan mampu berinisiatif, peduli terhadap proses pemikiran anak sehingga diperoleh suatu hasil pemikiran dari peserta didik itu sendiri, tidak memaksa anak berpikir layaknya orang dewasa, dan memerhatikan daya serap masing-masing siswa dalam proses belajar.

Masa konkret-operasional juga menjadi masa dimana aktifitas mental anak terarah pada objek-objek yang nyata seperti pengalaman. Hal ini dimaksudkan, anak pada rentang usia sekolah dasar telah memiliki kecakapan untuk berfikir melalui urutan sebab akibat dan mulai mengenal banyak cara yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan masalah yang tengah dihadapinya. Pada upaya memahami lingkungan di sekitarnya, ia tidak lagi mengandalkan panca indra sebagai sumber informasinya, dikarenakan ia mulai memiliki keterampilan untuk membedakan antara yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya, mana yang bersifat sementara dengan mana yang bersifat menetap.

Pengoptimalan perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar dapat dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut: (1) memahami anak, keberhasilan pendidikan seringkali dikaitkan dengan kemampuan pendidik maupun orang tua dalam memahami anak yang mana setiap individu pasti memiliki keadaan dan potensi yang berbeda-beda; (2) kegiatan meniru, anak merupakan peniru ulung yang pada dasarnya mereka gemar sekali meniru setiap apa yang mereka amati. Melalui aktivitas ini tingkah laku dengan mudah terbentuk dalam diri seorang anak; (3) kreatif, seorang anak yang memiliki daya kreatif seringkali dicirikan adanya rasa ingin tahu yang besar, suka bertanya, memiliki imajinasi yang tinggi, minat yang luas, bebas dalam berfikir, senang akan hal baru dan sebagainya.

Menurut teori yang sama yaitu psikologi perkembangan Piaget mengemukakan terdapat dua hal penting yang dapat diambil pelajaran terkait dengan teori kognitif yaitu, seorang individu dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri dan individualisasi dalam pembelajaran. Diantara keduanya menjelaskan bahwa puncak dari teori kognitif Pigeat ini adalah seorang individu mampu mengalami kemajuan tingkat perkembangan kognitif yang lebih tinggi dalam artian pengetahuan yang dimiliki individu dapat dibentuk dan dikembangkan oleh individu itu sendiri melalui kemampuan dan interaksi dengan lingkungan. Selain itu perlakuan terhadap individu wajib didasarkan pada perkembangan kognitifnya. Dalam arti lain pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan individu.

Sumber:

Arfiani, F. F. N. (2021). Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar di SD Negeri Maguwoharjo 1 Depok Sleman. Tafhim Al-’Ilmi, 13(1), 38–57. https://doi.org/10.37459/tafhim.v13i1.4643

Syahrizal, I. (2022). No Title. In Psikologi Pendidikan Sekolah Dasar. Get press.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun