Diri bergelimang sendu, meneduh diantara ruas-ruas harap yang tidak lagi utuh
Walaupun berkelok jalan kepadamu, Juni tidak menepis pertemuan netra kala itu
Jua panah yang tiba secara tiba-tiba tepat diatas mata, tidak meleset satu inci pun
Sekian detik kemudian menit terlewat tanpa sepatah suara, sunyi tidak ada percakapan hangat tengah malam lagi
Setelah pukul satu langit berkata sendu; beralasan tidak mau kelabu walaupun seharusnya tidak perlu begitu
Setelah pukul satu gundah mulai menyerbu, menyerang sampai titik hitam di pojok ruangan biru
Biarkan saja, biarkan sampai kembali menyerang hingga tiada apa tersisa
Menyerah dengan kelabu kemudian menari bersama gemuruh badai yang dulu kau coba tenangkan
Biarkan saja, biarkan terluka sampai noda merah tak mampu bersuara
Hatimu tidak butuh aku, dirimu hanya butuh kamu bukan sosok pria tanpa nama yang tak kunjung bertemu
Kalau saja tidak ada deru motor yang terdengar setiap kali kendaraan itu duduk terdiam sampai tengah malam
Ingin disudahi saja dipotong hidup hidup tanpa sempat menghirup, mati saja jangan bangun berkali-kali lagi