Mohon tunggu...
Itsna Kamalia
Itsna Kamalia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menggali Masalah, Ada Strateginya

1 April 2018   22:22 Diperbarui: 1 April 2018   22:43 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses konseling adalah proses yang bersifat sistematis yang harus dilakukan konselor dan kliennya dalam menyelesaikan permasalahannya. Menurut Namora Lumongga Lubis  (2011: 83), Proses konseling pada dasarnya bersifat sistematis. 

Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk sampai pada pencapaian konseling yang sukses. Tetapi belum memasuki tahapan tersebut, sebaiknya konselor memperolah data mengenai diri klien melalui wawancara pendahuluan (intake interview). Intake interview adalah jenis wawancara konseling secara klinis, menilai apakah proses konseling tersebut memenuhi kebutuhan klien atau tidak, dan berfokus pada keinginan klien serta mengacu pada motivasi klien untuk mengikuti proses treatment, denga harapan pada klinik dan kegiatan yang akan dilakukan selama proses klinis berlangsung.

Beberapa proses konseling yang telah disebutkan oleh para ahli yaitu diantaranya, hubungan awal, penjelasan masalah, penggalian masalah, penyelesaian masalah hubungan akhir, dan tindak lanjut.

Dalam fase penggalian masalah biasanya klien hanya mengungkapkan hal-hal pokok yang menjadi beban pikiran dan perasaannya. Dalam penggalian masalah ini ada beberapa strategi yang diungkapkan oleh Winkel (1991:339-370) yang yang dapat dilakukan oleh koselor untuk menggali masalah-masalah klien dengan beberapa pendekatan.

  • Behavioristik: Konselor menggali informasi dari seorang klien dengan rinci, mengenai apa yang sedang dirasakan saat ini, pengalaman-pengalaman negatif yang pernah dialami, perasaan tidak menyenangkan atau menyakitkan pada masa lalu, dan konsekuensi apa yang dialami setelah kejadian tersebut.
  • Konseling terapi emotif: Konselor menggali informasi dari seorang klien secara rinci, terkait dengan kejadian tertentu yang pernah dialami klien dan tanggapannya terhadap kejaian itu yang menimbulkan pikiran-pikiran irasionalsetelah kejadian tersebut.
  • Wawancara pengambilan keputusan: Konselor menggali informasi dari seorang klien secara rinci mengenai asal usul masalah yang dialami oleh klien  yaitu menyangkut hal pokok dalam permasalahannya yang mengacu terjadiya masalah tersbut, dan mengenai siapa saja yang terkait dengan permasalahannya.
  • Konseling sifat dan faktor: Konselor menggali informasi dari seorang klien secara rinci mengenai data yang digali terkait dengan masalahnya, yakni sekitar data pribadi seorang klien, seperti bakat khusus yang dimilikinya, sifat positif dan negative yang ada pada dirinya, harapan atau cita-cita dan lain sebagainya. Selain itu juga perlu digali mengenai data keluarga klien.
  • Konseling wawancara untuk penyesuaian diri: Konselor menggali informasi dari seorang klien secara rinci mengenai data-data yang terkait dengan unsur yang mengacu terjadinya konflik yang dialami klien. Yaitu data mengenai keluarga, lingkungannya dan pikirang yang sedang dialaminya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun