[caption caption="treasurers.org"][/caption]
Â
           Melihat berita yang dilansir oleh detik.com edisi 20 Oktober 2015, Freeport siap untuk menjual sebagian sahamnya kepada publik. Hal ini direspon cepat oleh berbagai kalangan masyarakat. Tak terkecuali para perusahaan kecil maupun besar yang segera berkeinginan untuk mengambil alih perusahaan tambang emas terbesar nomor 2 sejagad itu. Hal ini menunjukkan bahwa sejatinya masyarakat kita menginginkan seluruh sumber daya alam yang ada di Indonesia di kelola secara penuh oleh kita sendiri. Miris memang mengetahui bahwa sumber daya alam kita saat ini sedang berada di bawah kepemilikan asing. Mulai dari Sabang hingga Merauke berjejeran bendera negara-negara asing seolah lupa kita bahwa bendera tadi berkibar di negara mana. Pembukaan kontrak minyak dan sektor tambang besar-besaran yang dilakukan pemerintah terdahulu tidak menjamin kita akan sejahtera besok apalagi sekarang. Hal ini seharusnya telah menjadi pelajaran bagi pemerintah kedepan menjual aset bangsa bukanlah satu-satunya solusi untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia di kemudian hari. Justru akan berlaku counterintuituve atau berlawanan dari apa yang diprediksikan sebelumnya.
           Kita sebagai pemuda Indonesia sudah seharusnya peka dan mulai berpikir kritis akan kejadian tanpa akhir ini. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki keadaan bangsa ini baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya, kita bisa mengkritisi pemerintah dengan menulis. Mengapa salah satu saran saya adalah menulis? Karena dengan menulis masyarakat indonesia setidaknya akan tahu akan kondisi negeri kita saat ini bahkan dapat membuat masyarakat kita memiliki pemikiran yang sama dengan kita sehingga diharapkan pemerintah akan mulai memperhatikan karya tadi. Lalu dimana letak fungsi dari menulis tadi? Letaknya adalah ketika pesan yang disampaikan kita lewat menulis tadi telah disampaikan kepada pemerintah maupun masyarakat sehingga masyarakat memiliki pemikiran yang sama dengan kita sehingga mau tidak mau masyarakat luas juga akan mendesak baik secara langsung maupun tidak langsung agar pemerintah segera melakukan aksi yang kita inginkan.
           Untuk jangka panjang, kita bisa mulai dengan belajar dan berorganisasi yang baik sedini mungkin. Saya teringat salah satu kata mas Novangga (Presiden BEM ITS 2015-2016), dia pernah mengatakan bahwa untuk merubah suatu sistem jika dari luar masih dirasa sulit bahkan mustahil maka kita harus mengubah dari dalam. Kita harus menjadi orang-orang didalam sistem tersebut. Sudah mendapat poinnya? Jika belum mari kita bahas, jadi maksud dari pesan mas Novangga tadi untuk seluruh manusia yang ingin merubah suatu pola atau kebiasaan yang dirasa kurang baik maka manusia tadi harus mengubah dari dalam. Nah, disini kita sebagai mahasiswa memiliki peran yang salah satu diantaranya adalah Iron Stock dimana kelak kita akan menggantikan para pemimpin bangsa yang ada saat ini. Jadi diharapkan ketika kita telah menempa diri kita saat ini dengan belajar dengan giat dan berorganisasi, maka diharapkan kelak kita mampu untuk menjadi para pemimpin amanah, pro-rakyat, dan tangguh terhadap intervensi asing.
           Itulah sekilas cara-cara yang mampu kita lakukan sebagai mahasiswa kedepan untuk mengambil alih PT. FREEPORT dari tangan asing. Harapan besar saya bagi setiap insan yang membaca artikel ini memiliki kesadaran untuk mengubah Indonesia kedepan. Saya tidak bekerja, berjuang, merubah semuanya sendiri. Saya butuh bantuan kalian semua teman. Sampai juga di pucuk pimpinan nanti. Salam nasional, INDONESIA!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H