[caption id="attachment_244576" align="aligncenter" width="296" caption="Sahabat"][/caption] Saya hanya ingin menulis tentangnya. Sekedar mengingat saja. Ingin saya menyebutnya sahabat, tapi saya gak tahu apa dia juga menyebut saya sahabat atau sekedar teman karena kami hanya berinteraksi di dunia maya saja, tanpa pernah ketemu, tanpa pernah mendengar suaranya. Sekalipun Sebelumnya, saya pernah sangat membencinya, hingga saya menghapus semua IDnya. Kemarahan yang memuncak itu membuat saya ingin menghapus apapun tentang dia dari ingatan saya. Tapi ternyata saya tak bisa. Hati saya mengatakan kalau saya salah, saya tak dewasa. Dan pada akhirnya saya memintanya buat jadi teman saya lagi. Mungkin saya egois, wong ada orang yang mau bahagia kok saya malah menghalangi. Seharusnya saya mendukungnya dan ikut bahagia melihat dia bahagia. Saya tahu, kemarahan saya tak lebih hanya sekedar perasaan takut karena dia bakalan meninggalkan saya. Saya berpikir bahwa saya tak akan pernah lagi mendapatkan perhatiannya seperti dulu, saya akan kehilangan orang yang mau mendengarkan cerita apa saja dari saya, saya akan kehilangan pendengar setia dari semua bualan saya karena pada dasarnya saya suka bercerita, apa saja. Dan itu kehilangan yang paling menyakitkan. Lebih menyakitkan ketimbang putus hubungan dengan pacar (mungkin). Susah lho, buat menemukan seseorang yang bisa diajak ngobrol apa saja tanpa takut salah, tanpa takut tersinggung, tanpa takut berpikiran "one step a head" Tapi nyatanya apa yang saya pikirkan salah sama sekali. Sampai saat inipun dia gak pernah berubah sikapnya terhadap saya. Masih tetap seperti dulu, berani gila tanpa malu-malu. Gak jaim meski gak terlalu alim. Saya tahu kok, dibalik sikapnya yang kadang suka aneh dan gokil (baca : cenderung gila) dia adalah lelaki baik yang cukup sopan dan "hard worker", nyatanya selama saya kenal dengannya, tak pernah satu kalipun dia berkata dan bersikap gak sopan dengan saya. Kadang saya suka ketawa sendiri baca statusnya yang aneh-aneh di Facebook. Pikir saya, ini orang apa hantu blau sih?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H