DI ANTARA YANG GELISAH
Malam di awal November, seseorang mencoba menulis puisi. Pada kecemasan yang abadi dia pun sibuk, sibuk memberinya arti. Sedalam mana kata-kata menasbihkan luka dengan lembabnya rasa, dari ngilu yang tersisa.
Kemasygulan begitu mengerti dirinya siapa. Sebab ketika seseorang itu bertanya, "Apa makna segala?" Tiba-tiba saja ada yang hangat di mata. Dan ternyata ... selain puisi tertulis, dijatuhkannya pula doa-doa yang gerimis.
Baca juga: Rindu dan Secangkir Kopi
Sumedang, 1 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Dari Takdir yang Tuhan Beri
Baca juga: Ketika Sulit Untuk Melepaskan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!