KETIKA SULIT UNTUK MELEPASKAN
Seseorang berdiri di tengkuk siang
Sambil mencari ke mana arah jalan pulang
Setelah sakit ditampar angin tanpa permisi
Lebam-lebam disiksa awan panas juga matahari
Dia kewalahan ...
Pikirannya pun buyar diketuk terik kenyataan
Di pelataran sadarnya, seseorang bertanya-tanya
Apa yang kemudian mampu dikekalkan rasa?
Di saat semesta selalu menawarkan pilihan
Tetapi mengakhiri bukanlah sebuah alasan
Sejatinya dia tahu itu nyeri
Namun kemudian dirinya rindu dan ingin kembali
Sumedang, 27 Oktober 2024
Baca juga: Lelaki yang Sendiri
Vote Itha Abimanyu untuk BEST IN FICTION di Kompasiana Award 2024! Klik di sini untuk vote: https://kompasianival.kompasiana.com/voting
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Yang Tak Terlupa dari Kenangan
Baca juga: Di Sela Kemarau
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!