Mohon tunggu...
Itha Abimanyu
Itha Abimanyu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Yang Tak Terlupa dari Kenangan

22 Oktober 2024   11:04 Diperbarui: 24 Oktober 2024   17:25 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Freepik

Di sebuah beranda hati, ketika pagi membuka hari. Aku menyaksikan sepi yang lama, mengembara sebelum cahaya mentari menembus cakrawala.

Pada mata yang rapuh, seorang bocah bertutur pedih terlampau riuh. Dari debu kelabu, mengisyaratkan terlalu.

Jari mungil itu mengucek-ucek berulang kali lalu berhenti setelah ibunya meniupkan cerita, kemudian sengaja memelankan suara.

Baca juga: Di Sela Kemarau

Yang tak bisa dipahami, beginikah cara terbaik menikmati sunyi? Ketika ternyata, kenangan masih enggan berdamai di kepala.

Terkesima oleh rindu sama eloknya dengan menikmati kepedihan yang begitu. Tetapi segala adalah hadiah dari Tuhan, dan tak terbantahkan.

Sumedang, 22 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Bisakah Kita?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun