Langit buru-buru sembunyikan terang
Ketika hujan jatuh dengan riang
Tetes-tetesnya menggoda untuk bercerita
Membujukku memikirkan satu nama
Renjis yang berkelindan pada kaca jendela
Mentertawakan kegilaan paling purba
Manakala kenangan menjejak di kalbu
Di sela nyanyian hujan, ada rindu tersedu
Ah! Bukan dingin yang menyentak
Namun, ingatan membuat sesak
Percik hujan perlahan curaikan pilu
Membasah lalu di bulu-bulu mataku
Tetapi semesta malah bercanda
Tak lama, hujannya reda begitu saja
Aku yang mengikhlaskan seperti semula
Meniadakan ingin dan pura-pura lupa
Sumedang, 10 Juli 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H