SESEORANG DI DERMAGA SUNYI
Hari Minggu di akhir bulan Juni, seseorang berdiri di dermaga sunyi dengan bulir-bulir bening di pipi. Kebisuan mengelilingi ketika dia hanya sanggup meratapi, sementara kenangannya enggan jua menepi.
"Barangkali, perihal apa yang ada harus rela menjadi bagian-bagian dalam kepala. Bukankah mungkin jika akhirnya nanti ia akan perlahan menjauh lalu takkan lagi gemuruh."
Baca juga: Rindu Bapak
Dari jiwa yang layu di antara semu merah jambu, seseorang coba menghapus satu per satu penat membelenggu. Langkahnya kian berpadu bersama waktu, sambil mengisyaratkan badai pasti berlalu.
Sumedang, 30 Juni 2024
Baca juga: Singgah Lagi di Kotamu
Baca juga: Dari Sebuah Puisi yang Tertinggal
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!