RINDUNYA MASIH ADA
Seseorang terjebak di antara sepi
Ketika musim hendak melarungkan lirih elegi
Sedang malam kian tak bersuara
Menegaskan segala hening pada hatinya
Sebuah kepergian, lambaian tangan
Juga sampan-sampan yang terapung di selatan
Enggan lama-lama mengekalkan yang sunyi
Apalagi bilur nyeri sengaja menampakkan diri
Bersayapkan tabah dia memilih terbang
Melanglang ... melintasi kenang
Sampai kemudian berhenti, lalu memahami
Rindu masih bermuara di dada kiri
Baca juga: Akhir dari Dendam
Sumedang, 24 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Aku yang Tetap Cinta
Baca juga: Sebab Tuan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!