BINGUNG MUDIK
Masa kemarau lama menyerang
Dompet dan saku ikut meradang
Lalu datang tuan dan puan
Membawa angin kesejukan
Jatuhlah di tangan helai-helai berharga
Bohong, jika kami tak berbahagia
Di antara beberapa surat cinta
Juga tak lupa tanda kasihnya
Tapak-tapak perlahan ditinggalkan
Sebagian disimpan dalam kotak kenangan
Ketika kehilangan jadi sebuah luka
Musim hujan tiba-tiba hadir di mata
Satu windu sudah berlalu
Tempat pernah dirindu tak seperti dulu
Rumah-rumah tidak ada lagi
Kebun juga sawah berganti fungsi
Kampung halaman yang kini tiada
Mudik Lebaran bingung mau kemana
Baca juga: Keyakinan Seorang Gadis
Sumedang, 4 April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Mencoba Tabah Ketika Ditinggalkan
Baca juga: Tenang yang Tak Hingga
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!