AKU YANG HENDAK MELUPA
Kau terus-menerus berlari
Tetapi langkahmu tak pernah kembali
Tersesat di semesta mana, Kekasih?
Yang tertinggal di jejakmu hanya pedih
Duhai, betapa maha pilu
Ketika aku bukan arah yang kau tuju
Usah datang lagi di kepalaku
Aku biarkan diri lupa teduhnya matamu
Janganlah berburuk sangka
Jika doa-doa tidak tentang semoga
Setelah magrib nanti ...
Aku bisa saja berhenti mencintai
Baca juga: Perihal Lupa
Sumedang, 2 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!