PEREMPUAN BERMATA KUNANG-KUNANG
Jalan simpang empat malam hari
Menjadi tempat mengabaikan hati
Seorang perempuan bermata kunang-kunang
Bergumul dengan hidup nan jalang
Menghentikan para pencari mimpi
Menjual dosa-dosa, barangkali
Gincu merah di bibir mungil
Tak sedikit pun menjadikannya kerdil
Sebab dia kata, "Hidup butuh makan."
Terserah apa itu menerakakan
Saat tuan-tuan dia sapa
Di tangannya mendadak surga
Dia punya Tuhan
Hanya saja otaknya kebingungan
Sungguh! Dia tak berdaya
Ketika tangis bocah-bocah melagukan duka
Bosan mengunyah kepedihan
Penat segala kemunafikan
Semesta yang tidak ingin tahu
Di bahunya tertumpuk batu-batu
Dadanya hendak meledak
Dari kesadaran yang sering berteriak
Tetapi, biar diludahi ribuan cela
"Aku baik-baik saja," katanya. Oh, betapa ...
Sumedang, 20 November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H