Tolong katakan padaku, bagaimana cara memulihkan rasa? Sedangkan pedih, sedalam-dalam ingatan di kepala. Manakala menyambangi kenang, nyeri adalah dentang yang berulang-ulang.
Ah, aku terlalu teguh memahami, membiarkan nelangsa menyeruak, menari di dada kiri. Setelah badai berupa lara, getir itu meluluhlantakkan segala. Tak menyisakan apa-apa selain luka.
"Mungkinkah kepedihan telah jatuh cinta pada jiwa?"
Maka terus gempur aku, derita! Jangan pedulikan hujan yang bermain di mata. Biarkan elegi mengucapkan, "Selamat." Sampai pikiran sepi ini sekarat.
Lalu apalagi, selain menerima rengsa dan memasrahkannya dalam doa-doa. Berharap pada Sang Maha mengaminkan pinta, moga-moga duka tak lagi ada, tak lagi menyiksa.
Sumedang, 3 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H