PAGI YANG DEMIKIAN
Sekian kalinya, di pagi
Seseorang menyarukan sepi
Membuka lebar jendela
Memanggil-manggil matahari
Meninggalkan sebentar luka
Sebab kenangan ...
Sedang berdamai di kepala
Pagi yang serupa
Seseorang membiarkan doa-doa mengudara
Sambil membaca tiap baris puisi
Yang seolah mentertawakan nasib sendiri
Sumedang, 16 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!