Di antara ribuan percik hujan
Seorang lelaki duduk sendirian
Dia biarkan kesepian berlama-lama
Sambil menikmati apa yang ada di kepala
Meraba-raba ingatan
Kemudian ...
Dengan gesit melahap rasa
Seperti luka, yang acapkali paling derita
"Bahkan setelah reda nanti, kenanganmu tak usah pergi,"
ucapnya sambil menyeka air mata.
Baca juga: Lelaki dalam Sajak
Sumedang, 3 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Bunga dan Kupu-kupu
Baca juga: Ketika Derita Tak Dihiraukan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!