Adalah rindu yang tak sengaja tergali di kenangan
Ia sendirian, diam
Kusut wajahnya memeluk ingatan
Di kejauhan sana, hujan meneteskan bulirnya seolah paham
Rindu bercerita tentang segala
Tentang sisa-sisa keindahan dalam kepala
Ketika menumpahkan detaknya pada sebuah sepi
Sungguh! Ia sangat butuh dikasihani
Detik-detik nan memelas
Dihadapkan pada kenyataan rasa tak berbalas
Barangkali tidak mengenal jera
Malah suka-suka di duka
Rindu, denyut jantungnya semakin terluka
Pasrah akan takdir semesta
Tapi nyatanya, mati pun tak ingin
Nestapa paling nyeri, ia anggap hanya cuaca dingin
Sumedang, November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!