Mohon tunggu...
Ita Sartika
Ita Sartika Mohon Tunggu... -

hanya ingin melakukan yang terbaik...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia: “Anak Kandung” Kita yang Terlantar

23 September 2012   04:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:53 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio



Pesatnya perkembangan bangsa lain yang semakin banyak mencintai bahasa Indonesia pada saat ini memang sangat membanggakan, tetapi hal itu juga sekaligus menyedihkan jika kita melihat dari sudut pandang bahwa saat ini bahasa Indonesia jauh lebih dicintai oleh bangsa lain dibandingkan oleh bangsa yang melahirkannya sendiri. Apabila keadaan seperti ini terus terjadi tanpa adanya kesadaran dan perubahan akan betapa pentingnya kecintaan akan bahasa Indonesia oleh kita sebagai bangsa yang melahirkannya, maka janganlah kaget atau bahkan marah jika suatu saat nanti anak kandung kita dirampas oleh bangsa lain seperti anak kandung kita lainnya yang telah dirampas.

Daftar Bacaan

Gani, E. 2000. Pemberdayaan Pengajaran BIPA. Makalah Proseding Konferensi BahasaIndonesia Bagi Penutur Asing (KIPBIPA) III, pada tanggal 11-13 Oktober 1999 diKampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kirpatrick, Andy. 1995. The Teaching and Learning of the Four Priority Asian Languages. Dalam ARAL Series, 12:17-34.


Ministery Of National Educaton. 2009. Clossing Address by HE Minister of National Education at the Closing Ceremony of the 2008/2009 Darmasiswa Program. 28 May.

Suyanto. 2009. Kendala Linguistis Penutur Asing dalam Belajar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia: http://staff.undip.ac.id/ [21 Desember 2011]


Nimmanupap, Sumalee. 1998. "Pengajaran Bahasa Indonesia untuk pembelajar Asing di Thailand", Makalah Kongres Bahasa Indonesia VII, Jakarta, 26-30 Oktober.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun