Mohon tunggu...
Iteung
Iteung Mohon Tunggu... -

Aktivis Kelompok Pemerhati Bambu Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Marapu: Dakwah Islam yang Belum Selesai

30 Januari 2014   14:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:19 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marapu adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat di Pulau Sumba NTT. Pulau sumba yang kini telah dimekarkan menjadi 5 kabupaten yaitu : Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Walaupun aliran kepercayaan ini sudah semakin banyak ditinggalkan, tetapi aliran kepercayaan ini sangat menarik untuk dikaji keberadaannya.

Dari informasi yang diperoleh dari masyarakat, ada sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa aliran keprcayaan Marapu sangat dekat dengan Islam. Ada juga yang menyatakan bahwa Aliran Marapu ini muncul akibat dakwah Islam yang belum selesai. Pernyataan-pernyataan ini mengemuka bukan tanpa alasan. Beberapa alasan tersebut adalah :

1. Pada aliran ini dikenal istilah "watu mitting" yang kaalu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesai berarti batu hitam. Batu hitam yang dimaksud ternyata adalah Hajar Aswad yang juga berarti batu hitam.  Jadi dari informasi ini, dapat disimpulkan aliran kepercayaan ini sangat dekat dengan Islam

2. Untuk melaksanakan kegiatan adat/ritual dan memasuki kawasan hutan, orang-orang yang menganut aliran ini akan menyembelih ayam. menurut versi mereka : dari penyembellihan ayam inilah akan diketahui nenek moyang mengijinkan atau tidak masuk ke kawasan tertentu atau menyelenggarakan ritual adat. Walaupun tidak mirip, mereka mengatakan "kita dan orang Islam sama, menyembelih hewan/ayam. hanya bedanya kalau orang Islam baca doa (basmalah) sebelum menyembelih, kalau kita tidak"

bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun