Entah apa yang diharapkannya saat awan kelabu tiba
ia berdiri di hamparan bunga dalam gelap pekat
mengabaikan rinai hujan membasahi tubuhnya
kemudian ia menengadah dengan nafas yang tercekat
sosoknya bergeming memandang malam
ujung jarinya membiru tak lagi dipedulikannya
tubuh ringkih itu tak lagi merasakan dingin angin malam
bibirnya berusaha tersenyum dibalik derai air mata
ia terisak dalam suara tertahan
pikirannya kembali pada memori tak terucapkan
masih terasa sakit karena lukanya menganga
hidup adalah tragedi baginya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!