Mohon tunggu...
Lavender10969
Lavender10969 Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer Writer

Fujoshi stadium akhir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: [Case Solved] Pencuri di Cafe

31 Mei 2024   04:42 Diperbarui: 31 Mei 2024   04:46 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang anak remaja berpakaian kotor dan basah mencoba kabur sambil melindungi kepalanya takut terkena hantaman

"Dasar pencuri kecil! Kembalikan uang itu! Cepat serahkan uangnya!" Pria paruh baya yang berpakaian rapi menarik pakaian anak itu sampai robek, dengan kasar mengguncang tubuh kecil itu memaksanya mengakui perbuatannya

"Aku tidak mencuri uang, aku tidak mencuri!" Remaja itu berkeras tetapi wajahnya sangat khawatir dan ketakutan

Mengabaikan perkataan remaja itu, pria paruh baya yang ternyata merupakan manager cafe menarik pakaian remaja itu dengan kasar langsung memeriksa seluruh tubuhnya

"Jangan! Jangan! Aku tidak mencuri!"

"Ah? Apa ini? Kamu masih berkata tidak mencuri? Lalu apa ini?" Sang manager mengeluarkan dua potong roti dari saku celana si anak remaja

Remaja itu ketakutan, dia sudah ketahuan sekarang dan dia takut dilaporkan ke polisi karena mencuri roti "Ah! Ah! Ampun tuan! Aku tidak akan mengulanginya lagi! Hikss" remaja itu menangis memohon belas kasihan karena manager cafe memukulinya terus menerus tanpa menghiraukan permohonannya

"Berhenti...!" Dane, pria yang berhati lembut tidak tahan lagi melihat kejadian ini, dia berdiri dari duduknya menghampiri mereka dan langsung menghentikan sang manager cafe yang memukuli remaja itu

Manager cafe itu tidak senang ketika Dane menghentikannya "Anak muda, sebaiknya kamu jangan ikut campur dengan urusanku, anak ini terbukti bersalah! kamu juga melihatnya sendiri kan?"

Dane mengangguk membenarkan "Benar, aku melihat kamu mengeluarkan dua potong roti dari saku celana remaja itu, tapi untuk roti seharga Rp10.000,00 per potong dia sudah membayar mahal dengan tubuhnya yang babak belur, kenapa kamu tidak melepaskannya saja setelah memukulinya?"

Remaja itu sangat malu dan ketakutan, semua orang menatapnya dengan jijik dan menghina, dia tidak menyukai tatapan seperti ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun