Mohon tunggu...
Ita Siregar
Ita Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang. Pemetik cerita. Tinggal di Balige.

Merindu langit dan bumi yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Iman

19 April 2014   14:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:29 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13978768341765685486

Pada satu hari di Missionaries Cinta Kasih, Kalkuta. Seorang novis (orang baru) yang bertugas di dapur pergi menemui Ibu Teresa. Ia melapor bahwa tak ada lagi makanan di gudang persediaan. Sejak pagi sekitar 300 suster sudah pergi menjalankan tugas masing-masing ke sudut-sudut kota, dan mereka akan kembali ke pos untuk makan siang. Sementara itu petugas dapur belum mengerjakan apa-apa karena tidak ada bahan makanan untuk dimasak.

Ibu Teresa memandang novis belia itu, bertanya, “Suster, kamu bertanggung jawab untuk urusan dapur?”

“Ya, Ibu,” jawab si novis.

Ibu Teresa mengangguk, dan dengan tenang dia berkata, “Kalau begitu, pergilah ke kapel. Katakan kepada Tuhan bahwa kita tidak mempunyai makanan lagi di dapur.”

Novis itu berlalu. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran tetapi dia pergi juga ke kapel seperti yang diperintahkan. Setelah itu Ibu Teresa melanjutkan pekerjaannya, seolah-olah persoalan mereka sudah teratasi.

Tak lama bel rumah mereka berdering. Seseorang mencari Ibu Teresa. Ibu Teresa segera menemui orang itu di depan pintu, yang ternyata seorang sopir truk milik pemerintah. Wajahnya nampak khawatir, berkata kepada Ibu Teresa, “Ibu, hari ini sekolah-sekolah negeri melakukan aksi mogok dan mereka sudah menyuruh siswa-siswi untuk pulang. Saya sopir pemerintah, dan kami mempunyai ribuan bungkus roti. Kami tidak tahu akan dibawa ke mana makanan sebanyak ini. Apakah Ibu Teresa bisa memanfaatkannya?”

Ibu Teresa tersenyum, segera menandatangi surat tanda terima yang dibawa sopir itu.

Misionaris Cinta Kasih didirikan pada tahun 1948 oleh Ibu Teresa. Mereka memfokuskan diri bekerja menolong orang-orang miskin di perkampungan kumuh di seluruh Kalkuta, India. Ibu Teresa memulai misi ini dengan turun ke jalan berbekal uang 5 rupee di tangan.

Tahun 1997 ketika Ibu Teresa pulang ke rumah Bapa dalam usia 87 tahun, Misionaris ini memiliki lebih dari 3500 suster di 610 misionaris cabang, di 123 negara di seluruh dunia.

“Bila Tuhan bekerja, Dia yang akan memberkati. Kita tidak melakukan apa-apa,” ujarnya dalam sebuah catatan.

*

itasiregar/april/2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun