Natal terus bertransformasi. Makna dan perayaan dan cara orang mengucapkan Natal.
Di Tanah Air, (hampir) menjadi tradisi, tiap Desember muncul perdebatan boleh atau tidak mengucapkan selamat Natal kepada orang kristen. Suasana itu masih ada di beberapa tempat. Hanya intensitas yang berubah dalam mempercakapkannya.
Kita makin dewasa dan tenang dalam menyikapinya. Tentu karena pengetahuan kemanusiaan kita berkembang dan usia kita menjadi manusia pun bertambah.Â
Saya mengamati situasi tiap kali Natal. Bagi kepentingan saya sendiri, saya memaknai ulang hal yang esensi, yaitu kelahiran Yesus di bumi. Tidak stagnan pada satu kesimpulan tapi saya ingin pemahaman itu kian bersemi seperti pohon yang hidup.
Dunia menganut Kalendar Masehi atau Anno Domini (AD), dalam bahasa Inggris sebutan untuk penanggalan atau penomoran tahun yang digunakan pada kalender Julian dan Gregorian, kalendar yang dihitung sejak kelahiran Yesus dari Nazaret.
Dan arti lain dari kata natal menurut KBBI, selsin kelahiran Isa Almasih, adalah kelahiran seseorang.Â
Mengingat itulah, saya lalu kali mengucap selamat mengulang hari lahir kepada Yesus, tiap hari Natal. Dalam pelaksanaannya, seperti kita mengucapkan selamat ulang tahun kepada teman, keponakan dan anggota keluarga, atau kenalan, yang beragam cara.Â
Kita hanya mengucapkan selamat kepada kenalan. Memberi kado kepada keponakan. Mengundang atau diundang makan untuk merayakan. Dan banyak cara lainnya.
Pada Natal alias ulang tahun Yesus, saya memberi dan menebus waktu. Â Mengenang lagi peristiwa selama setahun dan berterima kasih atas suka-duka serta anugerah untuk menikmatinya.Â
Tahun ini, di WA di ponsel saya banyak kiriman selamat Natal dengan gambar orang yang mengirim tersebut, bersama keluarga. Latar foto  seperti menjelaskan bahwa tahun ini saya dan orang terdekat saya dalam keadaan baik-baik saja. Itu hal baik tentu saja. Meski kita perlu sedikit energi untuk menghapus gambar kalau tidak ingin hape kita kepenuhan data.
Tiap orang memiliki cara dalam menghikmati Natal. Termasuk juga mereka yang masih mencari tahu dan kejenjaman, boleh atau tidak memberi selamat kepada orang Kristen. Itu juga perlu diberi ruang dan keleluasaan. Tetapi yang perlu disadari, tidak menyerang dan melecehkan peristiwa Natal dan keyakinan orang tentang peristiwa Natal.Â