Mohon tunggu...
Ita Siregar
Ita Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang. Pemetik cerita. Tinggal di Balige.

Merindu langit dan bumi yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Ratu

23 September 2022   05:17 Diperbarui: 23 September 2022   05:22 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ester, 

bangunlah

pagi terang tanah

telah tiba saatnya

kau menjadi ratu atas bangsamu

 

kenakan kain kabungmu

jangan pupur pipimu  

jangan gincu bibirmu

jangan celak matamu

bertaraklah

berdiam dirilah

tutup pintu kamarmu

menangislah semampumu

tetapi jangan sesali dirimu  

 

karena hati raja seperti batang air

dialirkan ke mana Dia mau

 

hei, Ester

lihatlah

tongkat emas raja terulur kepadamu

 

apa yang kauinginkan, permaisuriku

bahkan setengah kerajaan kuberikan kepadamu

 

tuanku Xerxes yang mulia,

penguasa seratus dua puluh tujuh daerah 

dari India hingga Etiopia

hambamu telah memeras anggur

legit rasanya hingga ke ubun-ubun

datanglah ke perjamuan hambamu

buktikan perkataanku benar

bersama tangan kananmu

Haman orang Agag itu

 

O Ahura Mazda Sang Bijaksana

betapa teka-teki hati perempuan 

tak terselami para bangsawan 

 

apa yang kauinginkan, permaisuriku

bahkan setengah kerajaan kuberikan kepadamu

 

Ester, 

kau adalah Hadasa dalam bahasa negerimu  

kekuatanmu hijau cemara musim dingin 

matamu takjub 

mata rajamu tak berpaling darimu

melebihi pertama kau masuk balai pembaringannya 

pipinya merekah serupa remaja dungu jatuh cinta

kau mencuri pandang

air muka Haman kelewat gembira

sebuah pengertian tumbuh di hatimu

 

kemolekan adalah bohong

kecantikan adalah sia-sia

 

tuanku Xerxes yang mulia,

tangan kananmu menikamku dari belakang

menusuk jantung bangsaku terang-terangan

membalas dendam belum tertuntaskan

 

O Ahura Mazda Sang Bijaksana

kutuklah aku 

bila tak kusula pada tiang   

pengkhianat di istanaku sendiri 

 

Ester, Ester,

tak pernah kau sadari 

lelaki jatuh cinta

akan melampaui kata-katanya

mempertaruhkan meterai kehormatannya

 

Sekarang Mordekhai, saudaraku 

bersukalah

kelepasan telah datang

peranku telah kutunaikan

sebagai ratu

 

28/07/18

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun