Apakah ada hubungan antara daging dan kanker? Konsumsi daging berkaitan dengan risiko kanker dan hal ini telah dilaporkan oleh lebih dari seratus kajian epidemiological di berbagai Negara dengan cara makan yang bervariasi. Ada keterkaitan antara konsumsi daging dan risiko kanker khususnya konsumsi daging merah, termasuk sapi, domba, babi, dan daging anak lembu, serta khususnya daging proses atau dagingyang diawetkan melalui penggaraman, pengasapan, atau pengawetan. Meskipun hubungan kanker dengan konsumsi daging dapat saja dijelaskan karena pola makan yang berenergi atau berkandungan lemak tinggi, hal itu juga mempunyai pengaruh langsung dari unsure karsiogenik (penyebab kanker) yang ditemukan dalam daging, termasuk unsure N-nitroso, heterosiklik amino, atau polisiklik aromatic hidrokarbon. Berubahnya gaya hidup masyarakat kita, memicu meningkatnya prevalensi berbagai penyakit, termasuk kanker. Sedangkan mengenai pengaturan makanan atau dietnya, memang perlu mendapat perhatian, karena hal ini sangat membantu proses penyembuhan, berkaitan dengan peningkatan daya tahan tubuh. Semakin baik status gizi pasien kanker, maka semakin baik ketahanan tubuhnya, dan akan mencegah penyebaran, mempermudah distribusi obat ke seluruh tubuh, mencegah komplikasi yang diakibatkan kanker. Apalagi msih dalam stadium awal. Untuk penderita kanker, makanan harus seimbang sesuai dengan penyakit dan daya terima penderita. Sehingga dapat mencegah penurunan berat badan yang berlebihan. Selain itu juga agar dalam proses terapi dapat mengurangi rasa mual, muntah dan diare. Makanan penderita kanker, dan juga untuk mencegahnya, secara umum adalah mengurangi konsumsi makanan yang bersifat karsinogen, yang dapat menyebabkan atau menjadi pemicu kanker. Bisa dari cara pengolahannya, atau memang mengandung bahan karsiogen. Bila sudah terkena, harus dihindari mengkonsumsi lauk pauk yang dibakar, diasap, diasinkan seperti ikan asin, ikan bakar, sate, dll, serta harus menghindari pula makanan yang diawetkan : sosis, sarden, dan makanan kaleng lainnya. Pengolahan dengan cara tersebut mengakibatkan bahan menjadi karsinogen. Selain itu juga makanan yang mengandung lemak yang bersifat karsinogenik seperti makanan yang digoreng dengan jelantah, makanan yang dogoreng dengan minyak terlalu panas.
Untuk bahan makanan yang dibatasi : daging yang berwarna merah seperti daging sapi, kambing,. Makanan yang mengandung lemak yang tinggi (gajih, kulit), dan pemakaian gula berlebihan. Sedangkan makanan yang dianjurkan adalah semua bahan makanan kecuali yang dilarang, dan bahan makanan yang banyak mengandung zat bioaktif (antioksidan) dan mengandung serat seperti buah dan sayur.
Contoh menu :
ØJam 07.00 : Nasi, Telur dadar, Frikadel tahu, Oseng-oseng sayur
ØJam 10.00 : Susu, Puding buah
ØJam 12.00 : Nasi, Pepes ikan, Tempe bacem, Sayur asem, Pepaya
ØJam 16.00 : Jus buah, Nagasari bandung
ØJam 18.00 : Nasi, Ayam bumbu bali, Tempe goring, Lodeh nangka muda, Pisang
Sehingga kunci pola makan yang baik masih tetap yaitu batasi dan nikmati. Allahu a’lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H