Di suatu tempat, yang berada di kawasan pantai utara daerah Kabupaten Tangerang, hiduplah sebuah kerajaan bernama Pidada yang di pimpin oleh seorang raja bernama Tobing. Raja Tobing  sangat kaya, memiliki jiwa yang baik hati dan tidak sombong atas apa yang dimilikinya. Serta memiliki kesaktian yang luar biasa.
Suatu ketika, Raja Tobing inging keluar dari kerajaannya, Raja Tobing ingin pergi berburu untuk menghilangkan penat yang di alaminya. Kemudian, pergilah Raja Tobing dengan beberapa prajuritnya untuk mengkawal Raja Tobing dengan mengendarai kuda. Setelah sampai di  suatu hutan yang dituju, Raja Tobing beserta prajuritnya bertemu seekor kera berwarna kuning emas sedang memakan buah. Raja Tobing penasaran dengan kera tersebut dan berkeinginan untuk menangkapnya. Singkat cerita, Raja Tobing beserta prajuritnya berhasil menangkap kera tersebut, namun kera sudah dalam keadaan tidak bernyawa, karena salah satu lesatan anak panah yang menembus tubuh kera tersebut.
Hari sudah mulai gelap, dan Raja Tobing memerintahkan untuk menunda berburu dan melanjutkannya pada esok hari. Kemudian Raja Tobing beserta prajuritnya beristirahat dan tidur di dalam hutan tersebut. Saat tengah tidur, Raja Tobing bermimpi bertemu kera tersebut, dimimpi itu kera berbicara kepada Raja Tobing bahwa kera tersebut merupakan jelmaan dari jin yang menjaga hutan tersebut. Di mimpi itu, kera tersebut mengancam kepada Raja Tobing seolah tidak terima bahwa dia diburu dan dibunuh. Kemudian hari mulai pagi, Raja Tobing beserta prajuritnya melanjutkan berburu. Hampir seluruhnya Raja Tobing menyisiri hutan tersebut, namun tidak ada satu pun hewan yang terlihat. Akhirnya Raja Tobing memutuskan untuk pulang ke kerajaan dan hanya membawa seekor kera.
Setelah sampai di kerajaan, Raja Tobing menyimpan kera tersebut kedalam peti yang sudah dibuatkan oleh Raja Tobing. Dan dikubur disekitar kerajaan itu. Dimalam hari, Raja Tobing bermimpi bertemu kera tersebut lagi. dalam mimpinya, kera tersebut meminta agar dikubur ketempat yang khusus. Kera tersebut meminta kepada Raja Tobing agar dibuatkan suatu pulau berbentuk cangkir untuk kera tersebut dimakamkan. Jika tidak, Raja Tobing akan mengalami sakit yang berkepanjangan. Kemudian Raja Tobing sontak terbangun dan kefikiran dengan mimpi itu, Raja Tobing langsung memanggil prajuruitnya, dan Raja Tobing memerintahkan prajuritnya untuk membuatkan sebuah pulau dengan bentuk menyerupai cangkir. Entah kenapa keinginan dari kera tersebut menginginkan sebuah pulau dengan berbentuk cangkir. Tetapi Raja Tobing tidak terlalu menghiraukannya, di benak Raja Tobing hanya melakukan keinginan dari kera yang bekas buruannya tersebut, agar Raja Tobing tidak mengalami sakit yag berkepanjangan.
Akhirnya, Raja Tobing beserta prajuritnya berhasil membuat pulau dengan berbentur cangkir. Kemudian, Raja Tobing membuatkan liang kubur untuk mengubur kera tersebut. Dan pulau tersebut dinamai dengan nama "pulau cangkir".
Kini, Pulau Cangkir yang berada di daerah Kronjo Kabupaten Tangerang, menjadi salah satu destinasi wisata ziarah. Di dalam pulau tersebut terdapat makan salah seorang ulama besar bernama Pangeran Jaga Lautan yang merupakan keturunan dari Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Bagi kawan-kawan penasaran dengan pulau tersebut, silahkan untuk berkunjung dan berziarah ke pulau cangkir yang kaya akan pesona alamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H