Syekh Abdullah Al-Yafi'i (Almarhum) pernah menulis cerita dalam kitabnya Raudhur rayaahin bahwasanya pada waktu dahulu ada seorang raja yang binal, banyak melakukan perbuatan durja. Lantas kaum muslimin menyerangnya dan dapat ditangkap sebagai tawanan perang.
Lalu mereka berkata: Dengan cara bagaimana kita membunuhnya, lalu mereka bersepakat meletakkannya ke dalam bejana besar untuk memanaskan air. Lalu dibakarnya dari bawah bejana itu. Dengan cara ini mereka tidak membunuhnya tapi siksaan ini lebih bisa dirasakan terus menerus.
Akhirnya mereka melakukan apa yang telah disepakati di dalam perkumpulan, lantas si raja yang tertawan itu memanggil tuhan-tuhannya satu sama lain, rupanya tuhan-tuhan itu tetap membisu, tuli tidak mendengarkan ucapannya. Dia berkata wahai fulan sesungguhnya aku menyembahmu agar kamu menyelamatkan aku dari bencana yang menimpaku.
Kesukaan setelah harapannya kepada tuhan-tuhan sudah putus, lalu dia mengangkat kepalanya ke langit dan membaca Laa Ilaha Illallah serta berdoa dengan hati yang ikhlas. Lalu do'anya mendapat tanggapan dari Allah swt dan hujanpun turun seketika sehingga bisa memadamkan api itu.
Kemudian ada angin kencang yang datang dari arah yang tidak diketahui, lalu bisa membawa bejana itu ke atas berputar-putar antara langit dan bumi. Raja tadi tetap membaca Laa Ilaha Illallah. Lalu dilemparkan ke daerah dimana penduduknya tidak menyembah kepada Allah swt. Akhirnya mereka mengeluarkannya dari bejana itu dan berkata: 'Ada apa kamu?'
Lalu dia berkata: 'Saya ini raja bani fulan, saya pernah mengalami peristiwa yang amat pedih.' Lalu berceritalah apa yang dialaminya, akhirnya penduduk daerah itu percaya semuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H