Hampir merata di seluruh dunia, dampak negatif dirasakan oleh salah satu krisis kesehatan terburuk dalam satu abad terakhir. Mengacu pada beberapa indikator ekonomi yang menunjukkan ekonomi global memasuki skenario resesi, menurut sejumlah pengamat, ekonomi global saat ini berada di bawah tekanan terhebat sejak The Great Depression pada 1930-an; bisnis perlahan dan angka pengangguran melonjak. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan signifikan dalam pola pasokan dan permintaan bahan bakar energi, terutama harga minyak mentah yang telah turun sejak awal tahun 2020 dari sekitar zona $60/barel hingga sempat bergerak di sekitar zona $ 15/barel sebagai akibat dari kontraksi ekonomi yang disebabkan oleh pandemi tersebut.
Namun pada tahun ini Lembaga konsultan asal Inggris ini memperkirakan permintaan minyak naik hampir tujuh persen menjadi rata-rata 96,7 juta barel per hari (bph) pada 2021, naik 6,3 juta barel per hari dari tahun lalu ketika pandemi Covid-19 menyebabkan guncangan permintaan minyak.
Kittle melanjutkan, kecepatan dan kekuatan pemulihan permintaan minyak global akan bergantung pada kecepatan distribusi vaksin Covid-19 dan pemulihan ekonomi global.
Mobilitas masyarakat diharapkan bisa kembali normal dan mendongkrak permintaan bahan bakar yang selama ini tertekan. Namun bisa dibilang kenaikan harga minyak juga lebih diakibatkan oleh faktor pasokan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H