Mohon tunggu...
Ita Eriyani
Ita Eriyani Mohon Tunggu... Operator - Mahasiswi

Jika kalian gagal yang harus kalian lakukan adalah try again and more

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ibnu Khaldun

14 April 2020   12:22 Diperbarui: 14 April 2020   17:44 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Siapakah ibnu khaldun?Nama beliau adalah  Abu Rahman dan orang sering menyebutnya dengan abu Zayd karena duhubungkan dengan nama anak sulungnya.   Maka terkenal lah dengan  nama Abu zayd ‘abd ar-Rahman ibn Muhammad Ibnu Khaldun al-Hadrami. 

Beliau  dikenal  dengan  ibnu khaldun   karena dihubungkan dengan garis kepada kakeknya yang kesembilan yang bernama Khalid bin utsman,  yang masuk Andalusia bersama para penakluk berkebangsaan arab sekitar abad ke VII M karena tertarik oleh kemenangan yang dicapai oleh tentara islam.

Beliau mulai menulis kitab pertamanya muqoddimah yang itu merupakan karya besarnya. Beliau menulis kitab muqoddimah ini dengan jangka waktu 8 tahun. Muqaddimah ini sebenarnya hanya pendahuluan dari kitab al-ibar yang beliau tulis akan tetapi pendahuluan saja tebalnya hampir 1000 halaman. 

Pada bulan novermber tahun 1377  buku ini diterjemahkan menjadi    ke buku berjudul yang berjudul “The book of lessons and the record of cause and effect in the history arabs, Persians and barbers and the their powerful contemporaries” dan juga beliau menulis kitab biografi beliau  yang berjudul at-Ta’rif bi ibn khaldun wa rihlatih gharban wa sharqon yang merupakan sebuah kitab  autobiografi dan  catatan dari  kitab sejarahnya.   Karena kalau kita melihat zaman   hidupnya itu kan 600 tahun yang lalu.

Ibnu Khaldun adalah salah seorang filsuf islam yang memiliki pola pikir yang menonjol  sebagai rasionalis dan berpegang kepada logika.  

Ibnu khaldun telah berhasil memadukan  pengetahuan antara metode deduksi  dengan  metode induksi dalam pengetahuan islam, selain itu beliau juga berhasil membuat pemikiran sintesis antara aliran  rasionalisme dengan  aliran empirisme

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun