Mohon tunggu...
Ita Purnamasari
Ita Purnamasari Mohon Tunggu... -

ItaPurnamasari IAIN Jember Perbankansya syari'ah Jember

Selanjutnya

Tutup

Money

To End Corruption is My Wish

9 Desember 2016   08:47 Diperbarui: 10 Desember 2016   16:05 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Korupsi bukanlah yang baru dimana semua warga negara indonesia tahu tentang hal tersebut, bahkan dari masyarakat kita menjadi korban tindakan korupsi bahkan mungkin semua warga negara indonesia. Saya sebagai mahasiswa sangatlah perihatin akan hal ini, banyak pemerintahan kita sudah di racuni oleh kenikmatan korupsi atau bahkan terlena menikmati hasil dari korupsi tersebut tanpa memikirkan dampak bagi orang lain.

Sudah 71 tahun Indonesia merdeka tapi kalau kita pertanyakan lagi, sudahkah kita merdeka dari korupsi ? tentu tidak masih banyak dari kita bahkan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air masih merasakan dampak korupsi. Ketika pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Yussuf Kalla yang terpilih langsung oleh rakyat, harapan rakyat akan berakhirnya korupsi dan ditangkapnya para koruptor. Tapi harapan tinggal harapan, korupsi masih menjadi penyakit menular yang kian lama semakin memburuk. Korupsi di negara ini telah sangat berakar dan sulit untuk di berantas.

Padahal bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa yang beragama, juga berbudaya. Bahkan sampai di dunia luar, bangsa indonesia dikenal sebagai salah satu bangsa terkorup di dunia. Angka kebocoran keuangan negara karena korupsi sebesar 30 persen yang di nyatakan pada 1999. Lalu apa yang bisa kita lakukan sekarang ? memang hampir mustahil mewujudkan Indonesia bebas dari korupsi dalam waktu dekat ini, tapi seminimal mungkin kita harus tetap aktif mendukung pemberantasan korupsi. Sebisa mungkin kita memilih pemimpin yang amanah dan benar benar fokus pada kesejahteraan masyarakat. 

Jika kita mencari role model pemimpin yang amanah, semua ciri pemimpin seperi ada pada diri Khalifa Umar beliau selalu mementingkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan dirinya. Dalam hal sekecil apapun. Dalam sebuah riwayat dikisahkan tentang sikap Umar ibn Al-Khatab yang pada saat itu menjadi penguasa negara islam dalam melaksanakan praktik-praktik kesederhanaan hidup. Umar memakai pakaian bertambal yang sulit membedakannya secara fisik dengan gaya hidup masyarakata umum yang dipimpinya. Ini sangat berbeda dengan pemimpin kita yang haus akan kenikmatan dimana semua para pemimpin hampir berhidup mewah mewahan haus akan kehormatan.

Pendidikan anti korupsi langkah tepat untuk mencegah korupsi yang ditanamkan kepada nak-anak, baik didalam keluarga maupun di sekolah. Pendidikan Antikorupsi intinya mendidik anak bangsa untuk menjadi jujur, terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhdap Tuhan. Anak-anak harus dididik untuk adap menerima amanat yaitu mengambil sesuatu yang bukan haknya dan menjalankan sesuatu yang menjadi kewajiban atau tanggung jawabnya . pendidikan Akhlak itu harus diberikan selaras dengan pendidikan budi pekerti yang mecangkup nila-nilai luhur yang dapat diterima semua agama. Pendidikan budi pekerti juga sejalan dengna membangun karakter anak bangsa yang nantinya akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku.

Sebagai Mahasiswa sekaligus warga negara Indonesia saya berharap agar Indonesia bebas dari yang namanya korupsi dan rakyat bisa merasakan hidup sejahterah dan makmur sentosa, jika korupsi korupsi itu dibrantas dan keadilan ditonjolkan maka akan ada perubahan dimasa yang akan mendatang, dan tentu saja saya ingin indonesia menjadi negara maju. Kita pun bisa hidup sejahterah, makmur, dan tentram dinegara indonesia yang tercinta ini. Mewujudkn indonesia bebas dari korupsi di masa depan dengan syarat kita mempunyai komitmen dan semangat tinggi melakukannya. Allah tidak akan merubah nasib hambanya melainkan hambanya berusaha merubahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun