Aku berusaha menuntaskan sarapan kue pulut kesukaanku, kali ini tanpa berselera lagi. Aku benci menangis ketika sedang makan, namun meneguk kekecewaan ini membuat mataku serasa basah tanpa kontrol akibat harapan tipis, asa yang hampir tidak mungkin terkabul.
Benar saja, pada siang nan terik membakar ini, pak No menelponku hanya untuk memantekkan kepastian atas kekecewaan di sanubari. Sesuai dugaanku, permintaan pak No di sana ditolak. Nopol dalam keadaan tengah diproses.
Wahai, nomer cantikku kini mungkin sedang terapung-apung di pasaran sebagai barang mewah terpajak, hingga datangnya segepok uang yang berani untuk meminangnya nanti.
Tiba-tiba saja, terngiang kata-kata almarhum mama ketika hendak menjual rumah lama kami di bilangan elit di selatan Ibu kota.
"Begitu kita melepasnya pada pembeli, kita tak akan bisa membeli rumah itu kembali dengan dengan harga yang persis sama dengan harga jual kita, walau selisih satu sekon sekali pun," papar beliau saat itu dari sudut pandangnya.
Satu ciri khas dari barang eksklusif barangkali. Berbeda halnya dengan barang yang tersedia banyak di pasaran, misalnya saja sebungkus kacang yang telah kita jual, jika kita inginkan kembali cukup datang ke toko dan membelinya lagi dalam ukuran, rasa, dan harga yang pas serupa.
( B e r s a m b u n g )
Keterangan
Nopol : singkatan dari nomor polisi atau lebih resmi lagi disebut TNKB (Tanda Nomor Kendaraan Bermotor) atau juga disebut pelat nomer yang berupa susunan angka dan atau tanpa huruf yang tertera pada plat mobil
Nomer cantik : kombinasi digit yang mudah diingat dan dapat dikustom sesuai keinginan pengguna