Mohon tunggu...
Noverita Hapsari
Noverita Hapsari Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Kompasianer

“...aku menulis bisa jadi karena kedukaan-ku, atau ..mungkin juga akibat kesukaan-ku...”

Selanjutnya

Tutup

Money

Komoditas Karet, "Revealed Comparative Advantage, Trade Specialization, and Trade Concentration Indexes"

15 April 2018   17:39 Diperbarui: 15 April 2018   17:50 1936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Kontribusi komoditas karet terhadap perekonomian Indonesia telah terbukti dapat diandalkan (reliable), terutama ketika mengacu perannya sebagai komoditas ekspor. Hal ditunjukkan dengan rilis data ekspor karet alam tahun 2016 senilai US$ 3,4 milyar dengan volume/ berat produk sebesar 2,58 juta ton. Sedangkan menurut data BPS, tingkat produksinya adalah sekitar 3,2 juta ton karet alam di tahun yang sama.

Indonesia mengekspor sekitar 81% - 85% dari total hasil produksi karetnya setiap tahunnya. Ini membawa kabar baik dan kabar buruk sekaligus. Kabar baiknya adalah performa ekspor komoditas karet masih terbilang dalam kondisi prima. Kabar buruknya yakni bahwa penyerapan domestiknya amat rendah.

Volatilitas dari komoditas karet juga banyak dipengaruhi oleh kondisi global, ditinjau dari segi global dalam bentuk naik turun permintaannya, perubahan kurs, ataupun fluktuasi tingkat harganya.

Kini, komoditas bahan mentah, tidak hanya menghadapi tantangan 'hypercompetitive' namun juga dihadang oleh era protectionism yang cenderung berlanjut pada ancaman 'trade war' , yang sayangnya diinisiasi oleh negara-negara maju nan besar pasarnya (developed countries), seperti Amerika Serikat.

Di sisi yang lain, Indonesia juga memasuki tahap revolusi Industri 4.0. Selayaknya, sub-sektor perkebunan karet tak ketinggalan pula dalam berbenah, yang dilaksanakan secara proporsional oleh ketiga pihak sebagai pemilik lahan/ produsen, yakni: Perkebunan Besar Negara (Government), Perkebunan Besar Swasta (Private), dan perkebunan rakyat (smallholders).

Tulisan ini akan mencoba memetakan secara komprehensif posisi komoditas karet, baik di dalam negeri, ataupun di kancah global, dengan menggunakan beberapa alat analisa, sebagai berikut:

1. Revealed Comparative Advantage/ RCA:

Angka acuan ini berguna untuk mengethui kontribusi komoditas tertentu dari suatu negara (export share).

Untuk formula dalam bentuk sederhananya adalah:

Ilustrasi pribadi
Ilustrasi pribadi
Gambar 1. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun