Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Teluk Maumere Wairterang

15 September 2016   11:25 Diperbarui: 15 September 2016   15:32 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal yang berada ditengah Teluk, perhatikan kejernihan air yang berada antara kapal dan Pantai. (dok.Pribadi)

Maumere kota sibuk yang cukup besar di Pulau Flores, denyut nadi kehidupan ekonominya, dapat dilihat dari aktifitas arus bongkar di Pelabuhan laut L Say Maumere (Port of L Say).

Tapi, apakah Maumere hanya soal ekonomi? Ternyata, tidak. Banyak obyek wisata yang selain indah, juga mengandung nilai sejarah, dapat ditemui di Maumere. Beberapa lokasi diantaranya, Bukit Nillo yang terletak 5 km dari kota Maumere, Gereja Tua Sikka (Santo Yoseph), Museum Bikon Blewot (10 km dari Kota Maumere), Pasar Geliting, Wisata Bahari dan Watu Belapi.

Mencapai Maumere dari Arah Kabupaten Ende, merupakan perjuangan sendiri, mengingat medan perjalanan yang ditempuh cukup berat. Selain jurang-jurang menganga, juga tanjakan-tanjakan terjal yang tidak ramah. Memerlukan nyali besar untuk menempuh perjalanan ini. Namun, semuanya terbayar ketika tiba di Maumere.

Angkutan Perdesaan di Maumere, disini bebas masuk dari mana saja (dok.Pribadi)
Angkutan Perdesaan di Maumere, disini bebas masuk dari mana saja (dok.Pribadi)
Siang itu, saya seakan berseluncur pada medan ringan menuju Larantuka. Saya berharap medan yang saya hadapi kelak tetap begitu hingga kota Larantuka. (Meski akhirnya, saya tahu, hanya sepertiga dari jarak tempuh yang medannya sesuai keinginan saya. selebihnya sama beratnya seperti medan ketika saya menempuh perjalanan Ende- Maumere).

Masih asyik dengan medan yang ringan, saya tiba di Pasar Geliting, tak banyak yang dapat saya ceritakan tentang pasar ini, kecuali saya mendapati angkutan perdesaan yang unik serta  “mempesonakan”. Bentuk angkutan pedesaan itu, badan mobil murni sebuah truk angkutan barang, dengan tutup yang dimodifikasi sedemikian rupa, pada badan truk dipasangkan bangku-bangku untuk duduk penumpang, para penumpangnya masuk tidak melalui pintu, melainkan melalui badan truk, sehingga penumpang dapat masuk darimana saja yang mereka suka. Mobil angkutan Truk ini, sungguh eksotis, penumpang dapat bebas merokok, bebas berteriak dan angin bebas masuk dari mana saja. Sementara pada dinding sebelah luar truk di gantungkan bermacam kantong dan deligen minyak tanah yang dibeli ketika ke pasar. Luar biasa.

Papan Nama Selamat Datang di Wairterang. (dok.Pribadi)
Papan Nama Selamat Datang di Wairterang. (dok.Pribadi)
Hingga perjalanan menempuh sekitar 30 km dari kota Maumere saya dikejutkan dengan obyek wisata Wairterang. Obyek wisata pada teluk Maumere yang indah luar biasa. Secara umum, teluk Maumere menempati areal yang luas, karena hampir tersebar pada separo perjalanan antara Maumere - Larantuka. Diantara spot-spot itulah terletak obyek wisata yang mempesonakan, salah satu diantaranya Wairterang.

Awalnya, hanya beberapa papan nama di pinggir jalan yang saya lalui, menunjukkan arah posisi cottage di pinggir Pantai yang menyediakan fasilitas Diving dan Snorkeling. Lalu ada pintu gerbang besar pada jalan yang menuju Pantai pada Pantai Wairterang dengan Spanduk bertuliskan “Selamat Datang Di Obyek Wisata Taman Laut Gugus Pulau Teluk Maumere Di Wairterang”.

Papan Nama, Wairterang Masuk Areal Hutan Lindung (dok.Pribadi)
Papan Nama, Wairterang Masuk Areal Hutan Lindung (dok.Pribadi)
Sayang, saya datang pada waktu yang salah. Tak satupun manusia yang saya temui di Pantai Wairterang. Namun, view yang tersaji membuat saya terpesona. Keindahan teluk, kejernihan air laut, dasar laut yang terdiri dari baru bulat pipih sehingga membentuk dasar kolam dengan lantai marmer yang terdiri dari susunan batu-batu pipih, merupakan sesuatu yang luar biasa. Ikan-ikan yang lalu lalang jelas terlihat dari tepi Pantai.

Pada sisi tengah laut ada sebuah kapal yang tengah sandar. Semacam kapal pesiar yacht, jarak antara Pantai dan kapal yang agak jauh menjorok ke laut,  dihubungi dengan air bening yang jernih.

View Laut Wairterang, perhatikan Dasar Laut dengan Dasar Batuannya (dok.Pribadi)
View Laut Wairterang, perhatikan Dasar Laut dengan Dasar Batuannya (dok.Pribadi)
Merasa sendiri, saya segera berniat meninggalkan Pantai Wairterang, tiba-tiba saya berpapasan dengan pak Yohanes penduduk tempatan yang mengenal daerah ini, cukup detail. Menurut pak Yohanes, beliau sedang mencari getah kayu yang akan digunakannya untuk mengobati patah tulang. Ternyata pak Yohanes, memiliki keahlian mengobati mereka yang patah tulang karena kecelakaan, jatuh dan sebagainya. Dan saya baru sadar, ternyata Wairterang berada di lokasi hutan lindung, Teluk Maumere.

Menurut pak Yohanes, Wairterang, artinya air yang mengalir melalui bamboo. Pada Bukit di seberang jalan Pantai Wairterang, dulu ada pancuran bamboo, yang konon jika mandi disitu akan  membuat tubuh menjadi segar, menghilangkan penyakit dan awet muda. Biasanya mereka yang lelah berenang di Pantai akan menuju bukit untuk mandi di Pancuran Bambu. Itulah asal mula nama Pantai Wairterang, demikian menurut penuturan Pak Yohanes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun