Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media di PNPM-MPd, sebuah Utopia

17 Desember 2012   14:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:28 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam salah satu sessi pada pelatihan fasilitator se Provinsi Banten, ada materi pembahasan tentang Media, awalnya saya memprediksi ada pencerahan pada sessi ini, setidaknya para peserta diajarkan bagaimana mengelola sebuah media, apapun bentuknya, apakah itu media cetak, elektronikaatau internet seperti website atau blog. Atau paling tidak bagaimana cara menulis yang benar? Bagaimana mengelola data yang bersifat mentah lalu dirangkai hingga membentuk sebuah bentuk pemikiran yang utuh, atau bagaimana cara membuat sebuah website, bagaimana mengelola website dan me-maintenance-kannya, sehingga website yang dimiliki dapat digunakan maksimal sebagai corong promosi tentang program PNPM-MPd. Tetapi ternyata harapan itu jauh dari kenyataan yang didapatkan. Peserta hanya dikenalkan pada definisi apa itu media, jenis-jenis media, serta kelebihan dan kekurangan sebuah media. Sungguh Ironis.

Sebuah realita

Sessi yang seharusnya sangat menarik dan menimbulkan banyak minat ini akhirnya berjalan hambar, hal ini ditambah dengan tutor yang memberikan materi, tidak memahami materi yang diberikan dengan baik, ditambah dengan kurangnya waktu dan kesempatan mengemukakan pendapat dari peserta pelatihan. Sebuah kemubaziran yang tidak perlu terjadi.

Memang diakui atau tidak, dalam dunia IT, Provinsi Banten masuk pada kategori yang tertinggal, setahu saya, tidak ada website pada PNPM-MPd Provinsi Banten, hal ini berbeda dengan Provinsi-provinsi lain, sebut saja misalnya, Jawa-Timur, Jawa-Tengah, Jawa-Barat, Sulawesi dan Sumatra-Barat serta Sumatera-Utara. Pada provinsi-provinsi yang saya sebutkan belakangan ini, banyak halyang telah mereka kerjakan dan promosikan pada website mereka, seperti misalnya, berbagai kegiatan program perempuan, berbagai kegiatan fisik sarana prasarana, berbagai kegiatan pelatihan, berbagai materi pelatihan serta banyak hal yang mereka upload pada website mereka, sehinnga dengan demikian menambah khasanah kekayaan pada program PNPM-MPd.

Bahkan ada kecendrungan pada pihak-pihak yang berkompeten, keterlibatan dan ketertarikan mereka sangat minim, indikasinya, dari berbagai tulisan saya yang dimuat dimedia online  yang saya share pada mereka tidak mendapat respon apa-apa.

Sebuah solusi

Kembali pada masalah pelatihan fasilitator diatas, apakah tidak sebaiknya para tutor ini (dalam pelatihan PNPM-MPd, mereka ini disebut sebagai pelatih) mendata para peserta yang memiliki pengalaman dan kemampuan menulis pada berbagai media online, lalu memanggil mereka untuk duduk bersama, membahas materi apa saja yang layak untuk disajikan, dan bagaimana cara menyajikannya. Lalu mereka yang diajak duduk bersama ini, dibuatlah semacam panitia kecil untuk mengelola website PNPM-MPd Provinsi Banten, bila dirasa perlu, tingkatkan kemampuan mereka dengan mendatangkan para bloger dari Provinsi lain seperti yang saya sebutkan diatas.

Dengan demikian, jurang pemisah antara website yang dikelola oleh Provinsi Banten dengan Provinsi lain dapat diperkecil.

Adalah sebuah keniscayaan jika para tutor memberikan materi media pada peserta pelatihan, sementara pelatihnya sendiri tidak pernah menulis, tidak tahu apa itu website, bagaimana membuat dan mengelolanya?

Adalah sebuah Utopia, jika para pelatih memberikan materi media, sementara di Provinsinya sendiri tidak ada website yang eksis?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun