Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bangsa Ini Kreatif, Masalahnya….

21 September 2012   07:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:05 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih ingat dengan mobil Esemka? Mobil yang dibuat oleh siswa SMK Solo, dengan dukungan walikotanya, Jokowi, (sebentar lagi jadi Gubernur DKI) dibawa ke Jakarta untuk uji emisi, lalu pada uji emisi pertama tidak lulus uji emisi. Lalu bermunculanlah berbagai mobil karya anak SMK dari segenap tanah air.

Sebelum demam karya mobil Esemka, sebenarnya anak-anak SMK Cianjur telah juga memproduksi mobil, walau designnya tidak sesempurna yang dibuat oleh anak SMK Solo. Kini yang sedang in adalah mobil listrik anak bangsa sendiri, yang beberapa waktu telah diuji coba oleh Dahlan Iskan, menteri BUMN kita, gejala apa ini sebenarnya? Benarkah dengan kasus-kasus diatas, membuktikan bahwa bangsa ini sebenarnya kreatif?

Beberapa waktu yang lalu, saya kebetulan yang tinggal di pesisir selatan yang terkenal dengan pantainya yang eksotis coba juga mengutak-atik desain kendaraan bermotor berbentuk mobil mini dengan menggunakan mesin vespa, dengan tujuan agar dapat bersama anak semata wayang bila sore hari dapat menikmati pantai dengan biaya murah (cukup ke lokasi wisata dengan bahan bakar kapasitas motor, bukan mobil). tetapi sungguh sebuah kejutan, ketika desain ini setengah jadi, seorang temen mengajak saya untuk melihat sebuah karya yang dibuat tetangganya yang ingin dijual dengan harga murah, saya sungguh kagum…… betapa tidak, karya anak muda yang hanya tamat SMP dan terletak jauh dari pusat kota, bahkan kabupaten tempat kami tinggal adalah termasuk kabupaten daerah tertinggal, mampu membuat karya yang cukup baik. Ini membuktikan bahwa sebenarnya bangsa kita termasuk bangsa yang kreatif.

Kejadian lain, ketika saya membuat sebuah hotel di kawasan kota tua Jakarta, yang design jendelanya berarsitektur Belanda dan dibuat dengan system beton bertulang, jika kita menyewa alat pembuatnya, maka sewa alat yang dimaksud cukup tinggi, ketika seorang tukang mengusulkan mengapa kita tidak membuat saja alatnya dengan dengan design yang digambarkannya secara kasar, lalu kami design lebih sempurna dan diuji cobakan dulu sebelum dipakai, hasilnya kami dapat menghemat puluhan juta dari sewa alat tersebut, tanpa mengurangi sedikitpun kualitas dari apa yang harus kami buat. Ini membuktikan sekali lagi, sesungguhnya bangsa ini kreatif.

1348213831639327408
1348213831639327408

Lalu pertanyaannya mengapa bangsa ini tetap terpuruk jika bangsa ini benar kreatif, mungkin jawabnya karena elit kita sudah meninggalkan kreatifitas yang ada pada mereka, mereka cenderung berprilaku jor-joran dan boros, sehingga pada masyarakat yang system paternalisnya masih kuat ini, masyarakat bawah cenderung untuk mencontoh, atau memang pemerintah kita memang tidak peduli akan potensi dari masyarakatnya yang kreatif, ini dibuktikan dengan kurangnya minat pada pemerintah untuk membina individu-individu yang kreatif diatas, baik dari segi peningkatan pengetahuan maupun permodalan, jika saja pemerintah mau peduli tentu kondisinya akan lebih maju lagi

Lalu apakah kita akan menunggu dan menunggu….??? Tentu tidak, orang kreatif tidak akan pernah menunggu, mari kita berbuat apa yang bisa kita perbuat, bukankah kreatif itu umumnya muncul ketika situasi yang dihadapi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan………………… semoga!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun