Dalam sebuah sesi kuliah yang saya berikan, seorang Mahasiswa bertanya. Mengapa pada ujian-ujian yang saya adakan, saya tidak pernah memberikan pertanyaan tentang kapan suatu peristiwa terjadi?
Jawaban dari pertanyaan itulah, yang ingin saya tuliskan di sini. Sebagai pertanda kita memperingati hari pendidikan tahun 2020.
Jika di deretkan angka-angka yang menunjukkan sebuah peristiwa, seperti 17 Agustus 1945, 2 Mei, 1 Januari dll. Semua kita tahu, apa yang terjadi pada tanggal dan tahun tersebut. Namun, tidak semua kita mengetahui, bagaimana perjuangan dengan segala intrik yang terjadi. Sehingga, tanggal tersebut terjadi.
Semakin tidak mengerti, jika ditanyakan bagaimana perjuangan yang melatar belakangi dari tanggal dan tahun itu terjadi, apa implikasinya bagi kehidupan berbangsa, bernegara dan dampak bagi kehidupan orang-orangnya.
Nah, untuk mengetahui itu semua. Maka, pertanyaan di atas, harus dimulai dari kita sendiri. Kita jawab semampu yang dapat kita jawab, kita analisa dengan kemampuan analisa yang kita miliki. Tentunya, kemampuan analisa yang kita miliki, berkaitan erat dengan data yang kita miliki, kemampuan kita mengolah data dan habit --kebiasaan- berpikir kritis pada semua hal yang terjadi pada kehidupan kita sehari-hari.
Maka, untuk satu pertanyaan yang sama, akan memiliki jawaban yang sangat variatif. Memperkaya khasanah liteatur pengetahuan yang dimiliki mahasiswa, membuka wawasan apa yang selama ini, mungkin saja tidak atau belum mereka ketahui.
Itulah pembeda antara seorang yang hanya mengingat peristiwa (dalam hal ini, dia akan selalu kalah dengan google.) dengan seorang analis. Mereka yang menganalisa sebuah peristiwa.
Ironisnya. Pertanyaan mengapa dan bagaimana? Adalah jenis pertanyaan yang sudah mulai ditinggalkan dalam dunia pendidikan kita. Maka, akibatnya out put dari dunia pendidikan yang demikian, akan kehilangan nalar analisa dan kreatifitas.
Membayangkan hal demikian, sungguh sebuah tragedy maha dahsyat sedang menunggu bangsa ini. Bangsa yang akan terjerumus menjadi bangsa follower dan bukan bangsa trend setter.
Padahal, untuk memenangkan persaingan di dunia yang semakin kompleks ini, dibutuhkan manusia-manusia yang kreatif dan manusia yang mampu menciptakan trending setter, bagi kebutuhan manusia sekitarnya.
Selamat merayakan hari pendidikan nasional 2 mei 2020.