Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berpikir dan Bicara Positif

3 November 2019   19:04 Diperbarui: 3 November 2019   19:05 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UCAPAN POSITIF COY.
.
Pagi tadi, ada peristiwa tragis, seorang copet nyonyor dihajar massa, sebelum akhirnya diamankan oleh pihak berwajib.
Beberapa reaksi masyarakat menghadapi kejadian itu beragam.
Ada yang mengatakan ;
- Mampus lu, kapok mu kapan?
- Kasihan dia, jika saja tak datang Polisi, pasti mati.
- Alhamdulillah.

Terhadap ucapan yang terakhir ini, agak aneh terdengar telinga. Benarkah ucapan itu? Tulisan ini, dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan di atas.

Alhamdulillah, adalah ucapan rasa berterima kasih atas nikmat yang kita peroleh. Apapun itu nikmatnya.
Maka, jika kita sepakat, bahwa ucapan Alhamdulillah pada peristiwa di atas adalah ucapan yang benar. Maka, turunan berikutnya, pada peristiwa di atas, harus diakui merupakan nikmat yang harus disyukuri.
Pertanyaan berikutnya, benarkah peristiwa di atas merupakan nikmat. Jawabannya, mengapa tidak.  Bukankah semua peristiwa yang menimpa manusia merupakan nikmat, jika kita mampu melihatnya dari sisi positif.

Jadi, masalahnya sekarang, terletak pada kemampuan kita untuk melihat sisi positif terhadap apapun yang terjadi pada kita.

Akibatnya, seluruh hal yang terjadi, pantas dan patut untuk diucapkan Alhamdulillah.
Mengapa harus ucapan Alhamdulillah?; Dasar pemikirannya, agar kita sesegera mungkin, memindahkan suasana surga yang diidamkan seluruh manusia, ke dunia saat ini juga. 

Kata Alhamdulillah, adalah ucapan yang selalu diucapkan oleh penduduk surga. Harapannya, jika kita latah mengucapkan sekarang, Insha Allah kita terkondisikan untuk menjadi penghuni surga juga.
Sesuai firman Allah; "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu!." (QS.Az-Zumar:73).

Sekarang bagaimana menarasikan kata Alhamdulillah pada peristiwa di atas, sehingga terlihat rasional dan dapat diterima akal. Kemampuan kita menarasikan inilah kunci soalnya, sehingga nampak logis dan masuk akal. 

Seperti misalnya, sebagai berikut:
- Alhamdulillah dia tertangkap. Sehingga dengan tertangkapnya, dia dapat bertobat
- Alhamdulillah dia tertangkap. Sehingga dengan tertangkapnya, dia tidak mencopet lagi.
- Alhamdulillah dia tertangkap. Sehingga dengan tertangkapnya dia, masyarakat aman dari kejahatan yang dilakukannya.
- Alhamdulillah dia tertangkap. Sehingga dengan tertangkapnya, dia merubah perilaku buruknya menjadi baik, hingga kelak, saya dan dia dapat menjadi sahabat di surga.

Begitu banyak narasi yang dapat kita buat. Dasar pemikirannya, apapun yang terjadi adalah  nikmat yang patut disyukuri. Sehingga, tidak ada lagi ruang untuk tidak bersyukur, tidak ada ucapan yang patut diucapkan selain Alhamdulillah.
.
Wallahu A'laam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun