Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masalah "Speaker" Mesjid

3 Februari 2019   05:46 Diperbarui: 3 Februari 2019   05:57 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Soal speaker Mesjid pernah menjadi trending topik beberapa waktu yang lalu. Yang menjadi topic, adalah bahasan tentang volume TOA yang begitu keras, ketika suara Adzan.

Banyak pendapat yang menentang masalah ini, disamping, banyak juga yang setuju. Saya dalam hal ini, termasuk yang menentang. Masalahnya, karena dikaitkan dengan Adzan.

Adzan, pada prinsipnya, memberitahukan pada khalayak, jika saat untuk melakukan ibadah sholat telah tiba. Dengan pertimbangan itu. Maka, semakin keras suara Adzan, semakin baik. Karena, semakin keras suara Adzan, daya jangkau suara adzan pada khalayak ramai yang mendengar, akan semakin jauh dan luas. Disamping, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan adzan hanya singkat. Jadi, tidak ada masalah dalam hal ini.

Namun, bagaimana dengan ibadah-ibadah yang lain? Seperti misalnya, mengenai do'a yang sangat makbul untuk dikabulkan Allah, sangat bergantung pada waktu pelaksanaanya, seperti do'a yang waktunya berada antara Ashar dan Maghrib pada hari Jum'at. Antara adzan dan Iqomah pada setiap waktu shalat. Juga, setengah jam sebelum dilakukannya sholat subuh.

Waktu-waktu yang saya sebutkan tadi, membutuhkan konsentrasi penuh oleh mereka yang melakukan do'a. Padahal, realitanya, kekhusu'an itu, sulit dilakukan atau diperoleh karena terganggu oleh kerasnya suara speaker di dalam Mesjid. Sebabnya, pada waktu yang sama, ada mereka yang menyuarakan puji-pujian dengan menggunakan speaker. Dengan maksud untuk menjaga agar mereka yang berada jauh dari Mesjid tahu, bahwa sholat berjamaah belum dilakukan, sehingga, mereka masih memiliki kesempatan untuk bergegas menuju Mesjid.

Lalu, bagaimana solusinya?

Solusi yang saya tawarkan itu, diantaranya adalah sebagai berikut:

Satu. Ada pemisahan antara Speaker untuk konsumsi mereka yang di dalam Mesjid dengan yang TOA yang berada di luar Mesjid.

Speaker yang di dalam Mesjid diperuntukan bagi jemaah yang di dalam Mesjid, sedangkan TOA untuk mereka yang berada di luar Mesjid. Maka, ketika dilakukan pujian-pujian, speaker yang digunakan adalah, TOA yang dimaksudkan bagi mereka yang diluar Mesjid. Untuk mengetahui bahwa sholat berjamaah belum dilaksanakan atau untuk Adzan.

Dua. Speaker yang di dalam Mesjid, juga di bagi dua. Separuh dari speaker untuk kajian-kajian yang sifatnya taklim atau pengajian, sedangkan untuk pemakaian total speaker, akan digunakan, jika sedang dilakukan ibadah yang besar, seperti ketika hari Jum'at, juga ketika sholat fardu berjamaah.  

Dengan pemisahan speaker di dalam Mesjid itu, maka ketika datang waktu-waktu yang makbul untuk berdo'a, pihak Tanmir Mesjid hanya membunyikan speaker TOA Mesjid. Dengan demikian. Kepentingan kedua belah pihak dapat diakomodir. Pihak yang berdo'a tidak terganggu dengan bisingnya suara speaker dan pihak yang ingin memanggil jemaah yang sedang diluar tetap dapat menjalankan tugasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun