Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berkunjung ke Monumen Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck di Lamongan

21 Februari 2017   10:29 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:21 4460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monument Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (Dokumentasi Pribadi)

Gerbang Masuk Menuju Pelabuhan Ikan Berondong, Lamongan (Dokumentasi Pribadi)
Gerbang Masuk Menuju Pelabuhan Ikan Berondong, Lamongan (Dokumentasi Pribadi)
Memasuki usia remaja, Zainudin meninggalkan Makassar, menuju kampung asal sang Ayah di Batipuh Padang Panjang. Di Batipuh, Zainudin berjumpa dengan gadis desa bernama Hayati. Namun, hubungan dua remaja itu, harus berakhir karena adat. Dalam sebuah rapat adat, diputuskan Zainudin tidak layak untuk mendampingi Hayati dalam biduk rumah tangga.

Akhirnya, Hayati menikah dengan seorang pemuda asli Minangkabau bernama Azis. Mendengar pernikahan itu Zainudin jatuh sakit. Berkat dorongan semangat dari Muluk sahabatnya yang paling setia, kondisi kesehatan Zainudin berangsur-angsur membaik. Kedua sahabat ini akhirnya, memutuskan untuk meninggalkan Sumatera menuju Pulau Jawa. Di Jawa, Zainudin menjadi penulis terkenal dengan nama pena “Z”.

Dalam perkembangan selanjutnya, Zainudin hijrah ke Surabaya. Di Surabaya, Zainudin mendirikan sandiwara Tonil dengan nama “Andalas”. Tonil Andalas sangat terkenal untuk daerah Surabaya dan sekitarnya. Dalam sebuah pertunjukkan sukses, Hayati dan Azis hadir sebagai penonton. Ketika usai pertunjukkan. Sadarlah Hayati dan Azis, bahwa Sutradara terkenal dari Tonil Andalas itu, adalah Zainudin.

Kehidupan memang berputar. Di puncak kesuksesan Zainudin, karier Aziz sedang menurun, hal itu disebabkan perilaku Aziz yang kurang terpuji. Suka berjudi, minum-minum dan main perempuan. Singkat ceritanya, di ujung kebangkrutan Aziz, akhirnya mereka berdua –Azis dan Hayati- harus menumpang hidup di rumah Zainudin. Dalam usaha mencari sesuap nasi, Azis mencoba penghidupan ke Banyuwangi, sementara Hayati dititipkan di rumah Zainudin. Di Banyuwangi, Aziz menceraikan Hayati, lalu dalam sebuah berita Koran, diketahui bahwa Aziz telah mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di sebuah hotel di Banyuwangi.

Dalam kondisi sulit itu, Hayati sempat mengutarakan keinginannya untuk mengabdikan dirinya pada Zainudin. Namun, Zainudin menolaknya. Meski rasa cinta Zainudin pada Hayati sebenarnya masih membara, akan tetapi, mengingat Hayati bukanlah Hayati, yang dikenalnya di Batipuh dulu, melainkan Hayati janda dari almarhum Aziz. Cinta yang masih menyala itu berusaha untuk dipadamkan. Diambilah kesimpulan, bahwa Hayati akan dibiayai Zainudin, untuk pulang ke Batipuh.

Namun, nasib malang menimpa Hayati, dalam perjalanan pulang ke Batipuh, kapal Van Der Wijck yang ditumpanginya, di daerah Brondong Lamongan, kapal Van Der Wijck tenggelam. Hayati dapat diselamatkan dan dirawat di Rumah Sakit. Di saat-saat akhir hayatnya, Hayati masih sempat mendengar dan melihat bahwa sebenarnya Zainudin masih sangat mencintainya. Namun, semua itu sudah terlambat.

Sepeninggal hayati, kesehatan Zainudin menurun, penyesalan karena menyuruh hayati pulang terus membayangi dirinya. Sementara cinta pada Hayati sesungguhnya tidak pernah luntur dari dirinya. Tidak berselang lama, Zainudin menyusul Hayati ke alam baka. Akhirnya, jenazah Zainudin dimakamkan persis di samping makan kekasihnya, Hayati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun