Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tentang Kamu (Resensi Buku)

9 Januari 2017   21:24 Diperbarui: 9 Januari 2017   21:41 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman Zulkarnaen mematung. Dia akhirnya mengerti maksud pertemuan pagi ini. Awalnya dia mengira, hanya diminta membantu riset atau investigasi. Seperti yang bisaa dia lakukan selama ini.

Sudah saatnya kamu menangani sebuah kasus penting secara mandiri, Zulkarnaen. Aku tahu kamu akan mampu menanganinya. Kasus ini aku serahkan padamu Zulkarnaen.

Sir Thompson menepuk-nepuk bahu zaman Zulkarnaen. “Selamat bertugas, Zaman Zulkarnaen”. Lantas meninggalkan ruang pertemuan, menyisakan Eric dan Zaman.

Zaman menghela napas panjang, setelah punggung Sir Thompson hilang di balik pintu, lalu meraih selembar kertas di atas meja. Sudut matanya membaca nama di sana. Tertegun.

“Sri Ningsih”

Zaman menoleh ke Eric, nama klien tersebut Sri Ningsih? Pemilik harta warisan senilai 19 Trilyun rupiah yang baru saja meninggal itu orang Indonesia?

Eric tertawa, mengangguk, “Itulah kenapa kamu yang ditunjuk menyelesaikan Settlement wasiat ini, zaman. Dia memang orang Indonesia, asal negaramu.

Begitulah prolog novel karya Tere Liye yang berjudul “Tentang Kamu”. Bercerita tentang penelusuran seorang lawyer muda, lulusan sekolah hukum terbaik di Inggris dan bekerja di Firma hukum, bukan hanya terbaik. Namun kesatria hukum terbaik, yang menyelesaikan pertikaian waris dengan hasil yang sangat-sangat adil, itulah Thompson & Co.

Namun, masalahnya keterangan yang dimiliki almarhum sangat minim. Tak ada keterangan wanita ini berasal darimana? Di Indonesia tinggal dimana? Lalu, pada siapa saja waris ini akan dibagikan? Masing-masing mendapat berapa bagian?.

Zaman tak membuang waktu, dengan jet milik Thompson & Co langsung terbang ke Paris, tempat Sri Ningsih meninggal. Tak banyak yang diperoleh zaman di  Panti Jompo tempat Sri Ningsih menghembuskan napas yang terakhir, kecuali hanya diary. Jangan bayangkan diary itu sebagai catatan harian yang mencatat hari-hari yang dilewati almarhum selama hidupnya. Melainkan hanya catatan seperti prosa yang tak mencatat tempat dan tanggal kejadian. Terdiri dari sepuluh halaman, terdiri dari lima bagian, setiap bagian terdiri dua tiga paraghraf saja. Dan setiap bagian itu dinotasikan sebagai Juz. Seperti;

Juz Pertama Tentang Kesabaran 1946-1960

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun