Ahok (sumber gambar : Aktual.com)
Untuk menjadi atlit lari yang sukses, dibutuhkan latihan lari yang keras tiap hari. Petinju sukses bukan hanya mereka yang mampu memukul lawannya hingga KO. Melainkan, juga mereka yang kenyang dipukul hingga babak belur dalam proses latihannya. Tak ada yang instant, kemudian, tiba-tiba jadi.
Ada hukum sebab akibat. Ada proses yang mengiringinya. Semuanya dapat dijelaskan. Semakin kuat kita mengejar mimpi, semakin dekat kita pada peraihan dari mimpi itu.
Ada hukum kekekalan energi yang berlaku. Semakin kuat kita melemparkan bola pada dinding, sekuat itu pula, pantulan bola kembali pada kita.
Demikian juga dengan mereka yang menorehkan sejarah dalam kehidupan umat manusia. Mereka yang kita sebutkan sebagai pribadi luar biasa. Bukanlah hasil pendidikan yang biasa. Mereka adalah hasil tempa-didik yang luar biasa.
Sebut saja misalnya Ibrahim. Dalam hitungan hari setelah dilahirkan, beliau ditempatkan dan ditinggalkan sendiri di dalam gua oleh sang Bunda. Alam yang menempa beliau. Hasilnya? Ibrahim diakui sebagai bapak para nabi.
Demikian juga dengan nabi Isa, nabi Muhammad dan lain-lain utusan Allah. Mereka ditempa dengan sesuatu yang keras. Bagaimana Musa harus membawa umatnya keluar dari penjajahan bangsa Mesir yang dipimpin oleh Fir’aun. Di belakang Musa, ada tentara Fir’aun yang mengejar sementara di depan Musa ada laut yang siap menenggelamkan Musa dan pengikutnya. Akhirnya, kemenangan dan keberhasilan berpihak pada Musa.
Lalu apa yang membedakan para pemimpin yang membawa kedamaian itu, dengan pemimpin yang kejam. Pembawa bencana. Sebut saja, misalnya seperti Yoseph Stalin, Muammar Khadafi, Saddam Husein?
Ternyata, perbedaan diantara mereka terletak pada kejadian yang menimpa mereka, saat masa kecil mereka. Pada pemimpin yang disebutkan terakhir ini, ada kejadian yang menjadikan traumatik pada masa awal-awal kehidupan mereka, sehingga, akhirnya membawa akibat yang serius, ketika mereka dewasa.
Yoseph Stalin yang dilahirkan pada tahun 1879 di kota Gori, dibesarkan dalam kondisi miskin papa. Ayahnya yang tukang Sol sepatu, pemabuk berat. Sering memukuli Stalin kecil hingga melintir-melintir. Dan Stalin kecil, baru bebas dari kekejaman sang ayah saat berusia 11 tahun, ketika sang Ayah meninggal dunia.
Saddam Hussein dilahirkan di kota Al-Awja, tiga belas kilometer dari kota Tikrit. Ibunya, Subha Tulfah al-Mussallat, menamai anaknya “Saddam” yang berarti “dia yang menantang, dia yang melawan”. Saddam kecil tak pernah mengenal ayahnya, Hussein Abd al-Majid. Selanjutnya, Saddam dibesarkan pamannya dengan cara “keras”