Banten Selatan seperti umumnya daerah lain di Indonesia, memiliki musim hujan dan kemarau, musim hujan yang datang dimulai bulan September hingga Februari selalu diwarnai turun hujan yang berkepanjangan, setiap hari selalu ditandai dengan turunnya hujan, bisa berbentuk hujan gerimis, namun, terkadang hujan lebat, bisa dalam hitungangan jam-jaman, atau kadang hujan turun dalam waktu beberapa hari. Namun, disela-sela waktu hujan yang berkepanjangan itu, selalu ada saja yang datang ke Pantai di Banten Selatan, apakah sekedar mampir dalam perjalanan panjangnya, karena pantai ini memang terletak di sepanjang Jalan Raya Malingping Bayah hingga ke Cilograng, yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat, dengan jarak tempuh sekitar 90 km, atau yang sengaja datang untuk berpesiar, terutama pada hari-hari libur disepanjang pergantian tahun 2012 - 2013, atau pada akhir pekan dihari sabtu dan minggunya. Beberapa pantai yang dapat ditemui sepanjang perjalan panjang 90 km itu, antara lain pantai Pasir Putih, Pantai Bobos, Pantai Karang Taraje, Pantai Pulau Manuk dan Pantai Sawarna. Disamping wisata alam yang mempesona, kita juga dapat menemukan wisata sejarah, pada sisi kanan jalan, terdapat tanah-tanah yang menggunduk sebagai bekas rel kereta Api yang di bangun pada masa penjajahan Jepang, dengan sistem kerja paksanya yang terkenal dengan dengan nama Rhomusa, bahkan di kecamatan Cihara dan Panggarangan, bukan hanya bekas jalan KA saja, tetapi pondasi Jembatan KA Rhomusa itu masih dapat kita temui dengan kondisi yang masih baik.
Jika kita mengunjungi pantai ini pada sore hari, terkadang kita juga menjumpai iringan-iringan Kerbau Banten Selatan dengan Jumlah cukup banyak, dalam sapari perjalanan pulang kandangnya berikut adalah gambaran suasana pantai di Banten Selatan yang diliputi awan mendung , pada masa-masa musim hujan diawal bulan Januari 2013. Iring-iringan Kerbau Banten Selatan dalam perjalanan pulang sore hari ke kandangnya, serta pondasi-pondasi Jembatan KA Rhomusa yang masih kokoh Bediri. Disamping wisata alam yang mempesona, kita juga dapat menemukan wisata sejarah, pada sisi kanan jalan, terdapat tanah-tanah yang menggunduk sebagai bekas rel kereta Api yang di bangun pada masa penjajahan Jepang, dengan sistem kerja paksanya yang terkenal dengan dengan nama Rhomusa, bahkan di kecamatan Cihara dan Panggarangan, bukan hanya bekas jalan KA saja, tetapi pondasi Jembatan KA Rhomusa itu masih dapat kita temui dengan kondisi yang masih baik. Jika kita mengunjungi pantai ini pada sore hari, terkadang kita juga menjumpai iringan-iringan Kerbau Banten Selatan dengan Jumlah cukup banyak, dalam sapari perjalanan pulang kandangnya berikut adalah gambaran suasana pantai di Banten Selatan yang diliputi awan mendung, pada masa-masa musim hujan diawal bulan Januari 2013. Iring-iringan Kerbau Banten Selatan dalam perjalanan pulang sore hari ke kandangnya, serta pondasi-pondasi Jembatan KA Rhomusa yang masih kokoh Bediri.
Disamping wisata alam yang mempesona, kita juga dapat menemukan wisata sejarah, pada sisi kanan jalan, terdapat tanah-tanah yang menggunduksebagai bekas rel kereta Api yang di bangun pada masa penjajahan Jepang, dengan sistem kerja paksanya yang terkenal dengan dengan nama Rhomusa, bahkan di kecamatan Cihara dan Panggarangan, bukan hanya bekas jalan KA saja, tetapi pondasi Jembatan KA Rhomusa itu masih dapat kita temui dengan kondisi yang masih baik. Jika kita mengunjungi pantai ini pada sore hari, terkadang kita juga menjumpai iringan-iringan Kerbau Banten Selatan dengan Jumlah cukup banyak, dalam sapari perjalanan pulang kandangnya berikut adalah gambaran suasana pantai di Banten Selatan yang diliputi awan mendung, pada masa-masa musim hujan diawal bulan Januari 2013. Iring-iringan Kerbau Banten Selatan dalam perjalanan pulang sore hari ke kandangnya, serta pondasi-pondasi Jembatan KA Rhomusa yang masih kokoh Bediri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya