Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengapa Kita Punya Batas Usia?

16 Juni 2013   17:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:56 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang penyuka musik jadul, saya banyak punya koleksi music jadul, dari mulai yang asing hingga yang lokal, katakan saja misalnya I Will Never Fall In Love Again oleh Tom Jones, unforgettable oleh Nat King Cole atau Spanish Eyes oleh Engelbert Humperdinck, demikian juga yang local seperti Badai Bulan Desember oleh AKA atau Bintang Cemerlang oleh Sam Saimun. Lagu-lagu itu biasanya saya setel sambil menemani ke tempat kerja. Suatu ketika saya mengantarkan ponakan wisuda, pulang dari acara wisuda, dengan tidak sengaja saya mendengarkan lagu-lagu jadul itu. Sampai di rumah, ponakan protes, semua lagu yang saya setel tidak pernah dia dengar dan serasa aneh ditelinganya.

Cerita lain, ketika melewati Jalan layang di depan Mall Ciputra Grogol, tanpa sadar saya cerita, bahwa disitu (maksudnya sisi trisakti yang tergusur sebagian jadi jalan), dulu ada lapangan bola, saya sering dengan teman-teman main bola disitu. Seluruh penumpang yang ada di mobil tua saya bingung dan saling pandang.

Dua cerita diatas, membuktikan bahwa semua manusia punya zamannya sendiri, yang dulu sedang in, sekarang tinggal kenangan dan aneh. Yang dulu mode, sekarang jadi sesuatu yang lucu, jadul dan norak. Itu baru beberapa puluh tahun lalu, anda bisa bayangkan jika Soekarno hidup lagi, bagaimana dia terbengong-bengong melihat kota Jakarta, bagaimana seluruh percakapannya menjadi sesuatu yang aneh dan sulit dimengerti oleh generasi sekarang? Maka wajarlah Allah sebagai Kreator Agung membatasi batas usia manusia. Agar manusia itu nyaman, dapat merasa ikut bagian dari komunitas hidupnya, tidak merasa asing pada bagian masyarakat dimana dia tinggal.

Bahkan, Islam menyebut umur manusia sangat singkat. Sebagaimana Rasulullah bersabda :Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun dan sedikit sekali yang melampaui batas itu. (HR. At-Tirmidzi : 3473 )

Jadi,Jika memang umur manusia itu pada kisaran 60 hingga 70 tahun, kini pertanyaannya, umur kita berapa sekarang? Berapa tahun lagi sisa yang akan kita jalani? Lalu setelah itu kita akan kemana? Jauh kah tempat itu atau tidak? Jika jauh, bekal apa yang telah kita siapkan untuk melakukan perjalanan jauh itu? bukankah sangat berresiko jika mengadakan perjalanan jauh tanpa bekal yang cukup.

Saya tidak akan menukilkan ayat tentang bekal yang akan kita siapkan dalam perjalanan panjang setelah kematian. Tetapi mari kita hitung secara matematika, apa yang sudah kita persiapkan untuk bekal itu. cara perhitungannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Katakan saja umur kita 60 tahun, kita tidur sehari selama 8 jam, jadi selama hidup 60 tahun, telah kita habiskan waktu selama 20 tahun untuk tidur. Sisa 40 tahun. Kita mulai kerja di usia dua puluh tahun hingga lima puluh tahun, itu berarti selama 10 tahun, kita habiskan untuk kerja, sisa umur efektif selama 30 tahun. Sekarang yang perlu kita jawab, apa yang kita lakukan selama 30 tahun, apakah kita isi dengan hal-hal yang positif atau sebaliknya. Apakah diisi sesuatu yang akan menambah pundi-pundi perbekalan kita untuk menempuh perjalan panjang atau sebaliknya? Semuanya silahkan anda jawab dengan sejujurnya, apapun jawab anda, semoga ada hikmahnya, bagi yang telah mengerjakan hal positif, semoga kualitasnya makin bertambah bagus, sedangkan yang mengerjakan sebaliknya, segera berhenti untuk beralih pada yang positif yang bernilai ibadah dimata Allah……….. InsyaAllah

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun