Mohon tunggu...
Ismal Ardiawan
Ismal Ardiawan Mohon Tunggu... Dosen STIPI Maghfirah Bogor

Seorang pembelajar dan penikmat buku, kandidat doktor di UNINUS Bandung program studi Pendidikan Agama Islam, saat ini diamanahkan untuk mengelola Sekolah Lansia Bahagia Husnul Khatimah (SLB HK) di Kampung Maghfirah, Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Lampu Lalu Lintas Rezeki

6 April 2025   13:25 Diperbarui: 6 April 2025   13:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : https://id.pinterest.com/pin/457045062178592724/)

Pernah saya bercerita kepada istri terkait dengan analogi rezeki dengan lampu lalu lintas yang sepanjang jalan kita lalui. Karena kebiasaan kami setiap kali naik motor atau berkendara menjadi tempat yang asyik untuk diskusi dan silang pendapat karena memang momentnya seasyik itu.

Tiba kita berhenti pada saat lampu lalu lintas memberi sinyal untuk berhenti dengan merah menyala tanda stop. Semua kendaraan diharuskan untuk berhenti serta memberi kesempatan kepada pengendara lain yang berlainan arah untuk jalan. Namun ternyata hal ini tidak berlaku bagi beberapa kendaraan seperti ambulance, mobil patroli, pemadam kebakaran atau mobil pejabat yang dikawal patwal. Saya bertanya pada istri : "kenapa semua kendaraan diharuskan berhenti sedangkan mobil ambulance itu bisa lewat melalui"  tanya saya padanya. Dia menjawab "yaa karena darurat, atau karena itu menyangkut harga nyawa seseorang makanya harus didahulukan". "pintar" sahut saya memotong penjelasan.

Lampu lalu lintas rezeki

Kalo kita analogikan rezeki kita juga semisal dengan lampu lalu lintas dijalan. Ada tiga warna yang menjadi ciri dan tanda pada lampu lalu lintas dijalan :

  • Merah : artinya berhenti atau tanda bahaya
  • Kuning : artinya berhati-hati atau bersiap
  • Hijau : artinya boleh berjalan dengan berhati-hati

lalu bagaimana jika analogi ini kita hubungkan dengan konsep rezeki? Jika kita perhatikan kondisi rezeki kita diantara tiga rambu ini. Ada kalanya merah, stuck, berhenti dan mandeg, ada kalanya berwarna kuning, datangnya melambat atau kadang ada kadang tiada. Atau di kondisi yang ke-tiga adalah kondisi harapan semua manusia menginginkannya yaitu berwarna hijau, lancar jaya bin gasss pool atau bahkan ada juga  di beberapa orang yang hidupnya dikejar rezeki. Lho kok bisa? Istri saya menyaut..


Lampu Merah, Kuning dan Hijau dalam konsep rezeki

Lampu Merah : Kondisi saat rezeki kita merah atau berhenti, adalah kondisi dimana kita harus senantiasa mengevaluasi diri. Bahkan bisa jadi dikondisi ini kalo kita melihat jauh pasti ada hikmah  dibaliknya, dibeberapa kondisi bahkan lebih baik berhenti karena kalo tidak kita akan celaka atau mencelakakan orang lain. Misal : Betapa banyak orang yang bermaksiat jika ia mendapatkan rezeki, orang bisa mabuk-mabukan atau berjudi saat ia megang uang. Artinya rezekinya jadi jalan untuk bermaksiat kepada Allah. Di Lampu merah adalah waktu untuk menunggu dan bermuhasabah diri. Disaat seperti ini coba ingat-ingat lagi adakah hak orang lain yang kita zhalimi? Atau adakah hak dan kewajiban Tuhan yang mungkin kita cederai? Kadang kita ini curang, disatu sisi kita ingin rezekinya ada terus namun di suruh shalat 5 waktu saja, shalatnya bolong terusss *hehe

 

Lampu Kuning : Kondisi saat rezeki kita dilampu kuning, disaat itulah kita mesti bersiap diri dan selalu siaga, kencangkan lagi sabuknya dan kencangkan tali helmnya, bersiap untuk fokus berkendara agar selamat dijalannya. Saat menjemput rezeki mesti diperkencang lagi ibadahnya diperbanyak lagi ibadahnya kepada zat yang Maha Memberi Rezeki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun