Mohon tunggu...
Isyfi Nuraini
Isyfi Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desain Model Pemberdayaan Masyarakat Desa Lembang dalam Pencegahan Stunting melalui Pengembangan Program Posyandu Remaja

3 Desember 2024   23:33 Diperbarui: 3 Desember 2024   23:41 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Lembang terletak di daerah yang memiliki karakteristik geografis yang cukup menantang. Sebagai daerah pegunungan, medan yang berbukit- bukit dapat membuat akses terhadap makanan bergizi dan air bersih lebih sulit dijangkau. Kondisi ini juga sering menyebabkan masalah dalam hal transportasi dan distribusi, yang dapat memperburuk ketersediaan bahan pangan dan akses layanan kesehatan. Sebagian besar penduduk Desa Lembang memiliki tingkat pendidikan dan pendapatan yang rendah. Hal ini berkontribusi pada rendahnya pengetahuan mengenai pentingnya gizi dan kesehatan. Keluarga dengan pendapatan rendah cenderung lebih rentan terhadap stunting karena keterbatasan akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan yang memadai. Selain itu, kelompok masyarakat yang tinggal di daerah terpencil lebih sulit menjangkau fasilitas kesehatan dan pendidikan.

Desain Model Program Posyandu Remaja di Desa Lembang

Berdasarkan hasil pemetaan dan analisis potensi, tahap selanjutnya adalah menyusun desain model pemberdayaan yang sesuai dengan karakteristik masyarakat. Desain model ini mencakup strategi, metode, dan program yang akan diterapkan.

Penyusunan desain model program pencegahan stunting Posyandu Remaja di Desa Lembang bertujuan untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya kesehatan dan gizi. Program ini melibatkan pembentukan kelompok remaja yang terorganisir untuk berbagi informasi dan pengalaman terkait pencegahan stunting. Selain itu, penguatan kelembagaan melalui pelatihan kader dan kerjasama dengan instansi kesehatan menjadi kunci dalam pelaksanaan program. Program ini juga menyediakan akses konsultasi gizi dan edukasi tentang pola asuh yang baik. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengukur keberhasilan program dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Rencana keberlanjutan penting untuk memastikan dampak jangka panjang, sehingga program dapat terus memberikan manfaat bagi kesehatan remaja dan masyarakat setempat.

Kesimpulan

Pemberdayaan masyarakat di Desa Lembang berhasil diterapkan melalui berbagai program, terutama di sektor pertanian, peternakan, pariwisata, dan kesehatan. Salah satu program unggulan, Posyandu Remaja, berfokus pada pencegahan stunting dengan melibatkan remaja dalam edukasi gizi dan kesehatan reproduksi. Desa Lembang memanfaatkan potensi alamnya, seperti hasil pertanian dan peternakan, untuk mendukung program ini. Namun, tantangan seperti rendahnya pemahaman gizi dan partisipasi remaja, serta dampak perubahan iklim, masih perlu diatasi. Pemetaan potensi desa mengidentifikasi kekuatan lokal yang mendukung keberlanjutan program, sementara monitoring, evaluasi, dan peningkatan kapasitas kader menjadi langkah penting untuk efektivitas jangka panjang.

Tahapan pemberdayaan dalam program Posyandu Remaja mencakup pendekatan afektif, kognitif, psikomotorik, dan konatif. Pada tahap afektif, remaja ditingkatkan kesadarannya tentang pentingnya gizi dan pola hidup sehat melalui penyuluhan dan dukungan masyarakat. Tahap kognitif memberikan pemahaman mendalam tentang nutrisi, menjadikan remaja agen perubahan dalam komunitasnya. Tahap psikomotorik melibatkan pelatihan praktis seperti memasak makanan bergizi dan berolahraga, yang memperkuat kesehatan fisik dan rasa percaya diri. Terakhir, tahap konatif mendorong remaja aktif dalam kampanye kesehatan dan penyuluhan, mengembangkan keterampilan komunikasi dan kepemimpinan untuk mendukung pencegahan stunting secara berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun