Mohon tunggu...
Isyana Ramayani
Isyana Ramayani Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA

Saya seorang guru IPA di salah satu sekolah swasta di Kota Pematang Siantar. Saya menyukai dunia konten kreator, edit mengedit video. konten yang sering Saya but adalah berkaitan tentang profesi Saya sebagai seorang guru IPA di jenjang SMP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Mengintegrasikan IT di Dalam Pembelajaran IPA

13 November 2023   20:03 Diperbarui: 13 November 2023   20:12 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan tekhnologi sangat berpengaruh besar terhadap pesatnya perkembangan dunia. Tak terkecuali di bidang pendidikan . Dengan adanya kurikulum merdeka, pembelajaran diharapkan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Perkembangan teknologi, budaya dan kebiasaan peserta didik terus bergeser dari hari ke hari. Pesatnya pertumbuhan tekhnologi juga merubah budaya dan kebiasaan peserta didik. Hampir seluruh peserta didik baik di bangku SMA dan SMP sudah memiliki gawai sendiri. Terlebih ketika dipicu masa pandemi di tahun 2019-2021 yang mengharuskan pembelajaran secara e-learning, kemudian beralih ke pembelajaran blended. 

Membuat orangtua mau tidak mau, tidak punya pilihan selain memfasilitasi anak mereka dengan gawai karena takut ketinggalan pelajaran. Dengan  tujuan awal adalah memudahkan anak-anak mereka dalam mengakses pembelajaran dan pekerjaan rumah (PR) sendiri. Bagi yang memiliki disiplin dan pengawasan yang ketat, hal ini dapat terwujud dengan baik. Namun jika tidak disertai pengawasan dan kedisplinan hal ini tentu dapat merugikan peserta didik. 

Untuk itu, sebagai seorang pendidik, kita harus pintar-pintar membaca fenomena yang sedang terjadi. Oleh karena keberadaan gawai hampir tidak dapat dipisahkan dari peserta didik, maka tak ada salahnya jika kita mengintegrasikan penggunaan IT didalam pembelajaran. Karena sejatinya, di kurikulum merdeka peserta didik diharapkan  memiliki keterampilan abad 21, yaitu keterampilan 4c ( Critical thinking, creatif thinking, colaboration dan comunication). Untuk mendorong terwujudnya kemampuan abad 21, maka sebagai guru kita perlu mengintegrasikan IT di dalam pembelajaran. Selain mampu mengasah kemampuan creatif thinking, critical thinking, colaboration dan comunication, keberadaan gawai di tengah-tengah peserta didik memberikan dampak positif dalam proses belajar dan perkembangan peserta didik. 

Hal ini juga dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA. Belajar IPA bukan saja melulu soal alam, mahluk hidup dan perkembangan individu. Pembahasan tentang ilmu terapan seperti IPA juga sangat terbantu dengan adanya IT. Memudahkan guru dalam menyajikan gambar, membuat sesuatu yang abstrak menjadi konkrit, dsb.

Seperti pembelajaran materi struktur jaringan tumbuhan sangat mendukung jika dilakukan praktikum. Mengamati anatomi akar, batang dan daun. Dalam mengamati akar, batang dan daun di bawah mikroskop, biasanya peserta didik akan menggambarkan objek yang diamatinya di buku kerjanya. Tentunya hal ini bisa mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan objek yang diamati. Karena interpretasi seseorng bisa saja berbeda dalam mendeskripsikan suatu objek. 

Disinilah salah satu peran penting adanya gawai  di dalam pembelajaran. Mengubah sesuatu yang abstrak menjadi konkrit. Setelah objek diperbesar oleh mikroskop, masih dapat  diperbesar lagi dengan bantuan gawai. Cara yang bisa kita lakukan adalah disaat objek sudah terlihat jelas di bawah lensa objektif, langsung saja mengarahkan fokus kamera handphone ke fokus lensa okuler. Maka gambar objek akan terlihat dengan sangat jelas. Apabila kita ingin melihat objek secara keseluruhan, atau objek yang bergerak kita juga dapat mengabadikannya dengan video. Mudah bukan? Peserta didik juga merasa lebih senang melakukannya karena pembelajarannya terlihat lebih nyantai dan yang terpenting dapat memanfaatkn gawai mereka. 

Nah, setelah gambar dan video objek berhasil mereka dapatkan, peserta didik dapat membuat laporan praktikum dengan mengintegrasikannya dengan gawai mereka. Peserta didik dapat menyajikan laporan kelompok praktikumnya dalam bentuk video. Melalui proses belajar seperti ini kemampuan abad 21, critical thinking, creatif thinking, collaboration dan comunication dapat terwujud melalui kerja kelompok di dalam praktikum IPA. Pembelajaran juga lebih bermakna dan menjadi pengalaman serta pengetahuan yang akan mereka bawa ke jenjang selanjutnya. 

Sumber. Praktikum peserta didik SMP Sultan Agung Pematang Siantar. Dokpri
Sumber. Praktikum peserta didik SMP Sultan Agung Pematang Siantar. Dokpri

 

Sumber. Praktikum peserta didik SMP Sultan Agung Pematang Siantar, Dokpri
Sumber. Praktikum peserta didik SMP Sultan Agung Pematang Siantar, Dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun