Mohon tunggu...
Teguh Is Winarno
Teguh Is Winarno Mohon Tunggu... -

Loving my Life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Terhormat Para Koruptor

25 Februari 2013   05:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:44 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya sering tidak begitu mengerti dengan apa yang sering terjadi saat mendengar kata korupsi. Salah satu yang mengganggu adalah para koruptor itu bukan lagi musuh masyarakat yang dinistakan, melainkan justru dihormati. Korupsi bukan tindak kejahatan luar biasa, melainkan kejahatan biasa seperti pencurian sandal atau ayam. Tata cara “penghormatan” itu mulai kita rasakan, misalnya dengan menerapkan hukuman ringan (60 persen koruptor dihukum 1-2 tahun), remisi luar biasa, dan memberikan hak-hak istimewa sejak di tahanan hingga masuk penjara.

Apa karena masyarakat Indonesia adalah negeri yang pemaaf? Penilap uang negara ini dibangunkan gedung tahanan khusus dengan segala fasilitasnya, sementara terpidana kelas teri ditumpuk di ruang sempit seperti benda mati. Semangat korup aparatur menemukan habitatnya bersama para tahanan koruptor. Kolaborasi itu melahirkan diskriminasi. Mengapa negara tidak memanjakan dan memuliakan terhukum kelas maling ayam, pencuri biji kakao, dan kapuk randu?

Berbagai cara ditempuh untuk menghormati koruptor, termasuk memanipulasi ritual agama-budaya menjadi ritual politik. Dalam masyarakat kita memaafkan menjadi kata sakti untuk menerima dan melupakan kesalahan orang lain. Saat masyarakat terlena, momentum Lebaran dan HUT Kemerdekaan pun dimanfaatkan untuk memaafkan para penjahat dengan modus grasi. Bukankah dalam primum remedium (obat utama) pidana korupsi perlu ketegasan hukum demi tegaknya supremasi hukum?

Dan bagaimana dengan tersangka koruptor, apakah juga mendapat penghormatan juga? Mungkin juga iya. Yang jelas, ada seseorang yang ditetapkan sebagai tersangka koruptor, berbagai pernyataan simpati dan solidaritas juga bermunculan. Kok simpati pada tersangka koruptor? Kalau saya sih lebih simpati pada para korban koruptor.. ya kan??

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun