Lama, lama sangat tak bersua dengan laman web ini. Sampai suatu saat ada kapan yang rajin mengunggah tautan Kompasiana ke grup WA yang kami ikuti. Saat itulah baru tersadar, kalau sejak 2008 saya sudah mulai menjadikan Kompasiana sebagai bagian dari belajar sehari-hari. Bahkan Kompasiana saya jadikan sebagai bagian dari pembalajaran di Kampus.
Perjalanan saya ke beberapa sudut Tiongkok juga ditemani Kompasiana karena ketiadaan akses ke Facebook. Dengan keberadaan Kompasiana, banyak hal dapat terselesaikan.
Hanya saja, dengan tugas-tugas yang terkadang bertumpuk tidak lagi sempat menengok Kompasiana. Hari ini kembali mengetik di laman web ini, untuk sekadar menyegarkan ingatan sebagai warga Kompasiana. Laman web Kompasiana menjadi perbincangan juga di grup alumni madrasah kami. Alumni madrasah kami berkeinginan membentuk laman web sebuah majalah yang dulu pernah dikelola secara manual yaitu Majalah Santri.
Sepertinya, Kompasiana sekarang sudah menjadi bagian pelbagai kalangan. Banyak hal justru dimulai dari Kompasiana, kasus Abraham Samad yang dipicu oleh artikel rumah kaca, begitu pula beberapa kali menjadi topik yang menghangat di media sosial, kekadang karena Kompasiana.
Sepertinya Kompasiana sekarang sudah bertransformasi dengan fitur-fitur yang dikemas ulang. Saatnya kembali belajar dengan menggunakan Kompasiana.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H