Mohon tunggu...
Ismail Wekke
Ismail Wekke Mohon Tunggu... Dosen - Warga Kota Sorong, Papua Barat

Membaca dengan bertualang untuk belajar mencintai Indonesia...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Persiapan Kuliah Pascasarjana

20 Januari 2014   13:11 Diperbarui: 4 April 2017   18:08 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masih dinihari, masih dalam suasana gegap gempita perayaan kemenangan fans Chelsea atas MU dengan skor akhir 3-1, kawan yang tinggal di Makassar bertanya “apa persiapan untuk studi lanjut?”. Kata Sang Kawan, dia sudah punya niat. Lalu informasi yang dibutuhkan berikutnya tentang apa langkah selanjutnya.

Untuk menjawab pertanyaan ini, maka paling tidak ada dua hal yang sudah terjawab, karena akan menjadi keterangan tambahan dalam melangkah. Pertama, apa karir yang hendak dituju di masa depan?. Dengan menyelesaikan studi magister, maka akan menuju jenjang spesialisasi. Dengan demikian, karir yang akan dicapai tentunya sangat spesifik yang tidak general sebagaimana program studi di tingkatan sarjana. Dengan menetapkan ini sejak awal, maka pilihan jenis program magister akan lebih mudah dipilih.

Dalam program magister sebagaimana pola negara persemakmuran ada tiga jenis. Pertama, semuanya dengan hanya kelas saja. Kedua, semuanya dengan hanya penelitian saja. Ketiga, gabungan antara kelas dan penelitian. Untuk praktik yang umum di perguruan tinggi Indonesia hampir semuanya menggunakan pola ketiga. Namun, perlu juga memperhatikan program seperti spesialisasi psikolog, karena akan berbeda spesialisasi dan magister an sich, walaupun keduanya sama-sama merupakan program studi lanjut dalam tahap S-2. Begitu juga dengan Magister Manajemen (MM), walaupun polanya adalah bentuk ketiga, tetapi strategi pembelajaran dalam kelas MM tidak cenderung teoritis sebagaimana pola awal bentuk ketiga ini. Dalam pembelajaran MM, studi kasus dan kajian lapangan menjadi salah satu bentuk. Walaupun pada praktiknya, MM juga mensyaratkan tesis untuk kelulusan.

Kedua, pertanyaan penting yang juga sudah selesai terjawab “apa program studi yang akan ditempuh?”. Setiap program magister walaupun dengan jurusan yang sama masing-masing mempunyai ciri khas kurikulum tersendiri. Sebagai contoh, sama-sama menyelenggarakan Studi Islam, tetapi Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah (Syahid) mempunyai karakter kurikulum yang berbeda. UI lebih kepada pilihan konsentrasi Sejarah Peradaban, Politik, Piskologi, dan Ekonomi. Sementara UIN Syahid memiliki ragam program studi seperti Hadis, Tafsir, Bahasa dan Sastra Arab, dll. Meneliti kurikulum yang dilaksanakan dan sebaran mata kuliah merupakan langkah awal dalam menentukan pilihan ini.

Setelah itu, maka langkah untuk studi lanjut sudah dapat dipersiapkan. Pertama, menyusun proposal penelitian. Dengan mulai menyusun proposal, maka akan didapatkan gambaran, apa riset yang akan dilaksanakan sebagai syarat utama kelulusan nantinya. Walau beberapa program magister di unievrsitas Tanah Air tidak mensyaratkan ini, tetapi dari sini kita dapat melangkah ke tahap berikutnya.

Kedua, mengisi formulir. Dalam kelengkapan formulir diperlukan rekomendasi dari guru besar yang sebidang dengan keilmuan kita. Bukan sekadar guru besar, tetapi perlu individu yang mengenal perjalanan akademik kita, sehingga dapat memberikan rekomendasi yang powerfull. Tidak menjadi formalitas belaka. Dengan rekomendasi ini pula, akan menjadi sebuah “credit point” bahwa kita memang layak untuk duduk sebagai mahasiswa pasca sarjana. Beberapa perguruan tinggi akan menjadikan ini sebagai langkah awal untuk seleksi, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), adanya sebuah rekomendasi menjadi persyaratan utama ketika pendaftaran.

Ketiga, mulai mengasah kemampuan TOEFL atau IELTS. Beberapa perguruan tinggi, walaupun tidak semuanya, mensyaratkan keterampilan berbahasa asing terutama bahasa Inggris. Ada juga yang mensyaratkan Tes Potensi Akademik (TPA) yang diselenggarakan Bappenas. Keduanya hanyalah soal latihan dan keterbiasaan. Untuk itu, perlu dilakukan penyesuaian dan kebiasaan dalam mengerjakan soal-sebagai karakter masing-masing tes. Tetapi ini bukan syarat mutlak, karena ada juga program pasca sarjana yang mensyaratkan TOEFL dan TPA dengan status “in progress”, ini berarti sertifikat kedua tes itu dapat saja ditempuh selama proses penyelesaian studi. Bukan menjadi syarat masuk menjadi mahasiswa, tetapi merupakan syarat lulus.

Edaran Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diberlakukan sejak 1 Agustus 2012, diperlukan sebuah publikasi di jurnal nasional terakreditasi bagi calon lulusan magister. Untuk itu, memulai latihan menulis ilmiah dengan gaya selingkung jurnal. Sehingga pada saat diperlukan, sudah ada bekal. Tinggal melengkapi dengan keterampilan dengan latihan yang memadai selama studi berlangsung.

Satu hal lagi, pembiayaan selama menjalani studi akan didukung dari siapa?. Kalau ini juga sudah selesai, maka persiapan untuk menjalani status sebagai mahasiswa program magister sudah lengkap. Agenda utamanya tinggal dua, mendaftar dan menjalani tes. Sehingga dengan menyelesaikan tes, maka eligibilitas untuk melangkah ke dalam sebuah program pasca sarjana sudah dapat dimulai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun